Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Suara Misterius dari Langit Cayuga

The Vast of Night membalut kisah fiksi ilmiah dalam film misteri yang menegangkan. Mengandalkan narasi ketimbang efek visual.

13 Juni 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Jake Horowitz dalam The Vast of Night./imdb

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • The Vast of Night film fiksi ilmiah berbiaya minim.

  • Tayang di Amazon Prime Video setelah mampir di festival-festival.

  • Mengandalkan kekuatan narasi alih-alih efek visual.

DI Cayuga, kota kecil di New Mexico, Amerika Serikat, malam kian kelam. Misteri besar merayap dalam diam. Sementara perhatian warga tersedot pada pertandingan bola basket di gelanggang kota, Fay (diperankan Sierra McCormick) dan Everett (Jake Horowitz) berkecamuk dalam teka-teki yang muncul dari suara asing di radio. Fay, seorang siswa yang juga operator switchboard, sedang antusias memainkan alat rekam barunya. Sedangkan Everett adalah penyiar radio yang berjumpa dengan Fay dalam pembukaan pertandingan bola basket.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keduanya mengobrol tanpa henti sembari berjalan kaki dari stadion ke arah rumah Fay. Obrolan dua kawan ini ngalor-ngidul. Ada soal tupai yang menggigit kabel di sekolah, kelakuan kenalan mereka, hingga soal perkembangan teknologi yang mungkin akan muncul puluhan tahun lagi. Karena latarnya tahun 1950-an, gagasan soal telepon seluler yang menurut Fay mustahil itu sempat ditertawakan Everett. Begitu pun kemungkinan seorang bayi lahir sudah dengan nomor penanda identitas.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Suasana pertandingan basket tahun 1950./imdb

Isi obrolan mereka yang terdengar tumpang-tindih sebenarnya tak penting amat. Namun ini menjadi pengantar yang mengenalkan kita lebih dekat pada karakter Fay yang naif dan mudah panik serta Everett yang punya rasa ingin tahu tinggi. Kedua orang itu sempat berpisah jalan sampai kemudian Fay mendengar bebunyian aneh di frekuensi radionya. Ia lantas mengontak Everett dan keduanya mulai berjibaku dengan misteri yang berujung pada pengalaman visual di langit Cayuga.

Sebagai film fiksi ilmiah, The Vast of Night boleh dibilang berbeda karena tak bermain-main dengan bahasan saintifik rumit ataupun peralatan canggih. Alien yang menjadi sumber misteri suara radio juga hanya embel-embel ketegangan yang tak jelas juntrungannya. Alih-alih memunculkan fisik peneror, sutradara Andrew Patterson memilih jalur drama thriller yang mengemas ekspresi dan dialog intens menjadi pemicu ketegangan. Namun itu justru manjur membuat film independen ini mengikat mata hingga pengujung cerita.

Teror dan ketegangan terjalin sejak Everett dan Fay dihubungi lewat telepon oleh pendengar radio bernama Billy. Pria tua ini mengaku tahu soal suara aneh yang muncul di frekuensi radio Fay, dan ia bersedia membagikan kisahnya terkait dengan hal itu. Narasi suara Billy yang terdengar dari ujung gagang telepon ini memunculkan sensasi kepanikan. Ia bertutur dengan suara pelan, tenang, kadang seperti tersedak. Terutama saat ingatannya tertuju pada masa lalu, ketika dia dan sekelompok orang diminta berhadapan dengan suara-suara misterius, persis dengan yang ditemukan Fay di frekuensinya. Alasan Billy lama mengendapkan pengalamannya juga menarik: karena dia orang kulit hitam yang celotehannya pada masa itu tak dipercayai.

Sierra McCormick dan Jake Horowitz./Imdb

Pengakuan Billy membawa Fay dan Everett pada sosok sepuh lain yang punya pengalaman serupa. Perjumpaan dengan tokoh baru ini tak hanya memunculkan informasi anyar yang menyeramkan, tapi juga menjadi babak baru pengembangan karakter Fay dan Everett. Dua protagonis yang semula kompak ini sempat bentrok pendapat, dan setelahnya tempo film tak pernah lagi mengendur. Adegan lalu berpindah-pindah secara cepat ke banyak ruang di Cayuga, yang semacam kompilasi sengkarut kejadian di malam panjang itu.

Peristiwa yang berlangsung petang hari juga menjadi arena Patterson bermain dengan detail warna dan suara. Misalnya saat adegan Billy menelepon Fay dan Everett, ruangan yang ditampilkan minim cahaya—bahkan kadang amat gelap. Itu membuat kita hanya terfokus pada cerita Billy yang sedang digali Everett. Tak ada kehebohan bombastis yang mengiringi petualangan tokoh utama menyingkap misteri bebunyian aneh. Namun pendekatan sinematografi dari Miguel Ioann Littin Menz itu justru membawa ketegangan menjadi makin rapat dan seolah-olah nyata di dekat kita. Ditambah dukungan latar bunyi yang asyik dan cocok dengan atmosfer cerita sehingga membuat jalan cerita sederhana ini tetap menarik ditonton.

Keintiman yang dibangun Patterson menjadi kekuatan The Vast of Night bila disandingkan dengan film fiksi ilmiah lain yang juga menyoal pesawat luar angkasa dan makhluk ekstraterestrial. Mungkin akan mengecewakan mereka yang berharap melihat interior ciamik pesawat luar angkasa atau ingin menemui alien berkepala plontos. Begitu pun penggemar efek visual yang kerap dipakai dalam film fiksi ilmiah, bakal kecele jika mengharapkan hal itu bakal tumpah ruah dalam The Vast of Night.

Minimnya anggaran menjadi salah satu faktor yang membuat sutradara 38 tahun itu kreatif memanfaatkan sumber daya yang ada. Dengan biaya tak sampai US$ 1 juta, film ini tak memakai banyak tokoh, bahkan bisa dibilang hanya empat orang dengan peran besar membombardir emosi. Dengan intonasi suara, keempatnya menghubungkan titik misteri dan menata imajinasi di depan mata kita, seperti saat menyampaikan munculnya “sesuatu yang ajaib” di langit Cayuga.

The Vast of Night/Imdb

Langkah pengiritan lain yang dilakukan Patterson adalah menulis naskahnya sendiri—dengan pseudonim James Montague, dibantu Craig W. Sanger. Dia juga mengedit sendiri filmnya selama hampir setahun. Patterson berbekal pengalamannya belasan tahun bekerja menggarap efek visual dan video komersial. Dengan tekun ia menjahit sejumlah adegan sehingga tampak seperti one single take alias adegan sekali rekam, teknik yang memenangkan film drama perang 1917 dalam kategori sinematografi terbaik Academy Awards 2020.

Palet visual The Vast of Night juga dirancang Patterson dengan spesifik. “Karena saya tak ingin ada cahaya berlebihan yang menyorot tokoh ataupun latarnya,” katanya dalam wawancara dengan IndieWire. Kerja keras Patterson untuk debutnya ini berbuah penghargaan dalam festival film independen Slamdance 2019. Sebelum akhir Mei lalu tayang di Amazon Prime Video, The Vast of Night tampil di Toronto International Film Festival 2019.

ISMA SAVITRI
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Isma Savitri

Isma Savitri

Setelah bergabung di Tempo pada 2010, lulusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro ini meliput isu hukum selama empat tahun. Berikutnya, ia banyak menulis isu pemberdayaan sosial dan gender di majalah Tempo English, dan kini sebagai Redaktur Seni di majalah Tempo, yang banyak mengulas film dan kesenian. Pemenang Lomba Kritik Film Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 dan Lomba Penulisan BPJS Kesehatan 2013.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus