Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Harry Potter and the Prisoner of Azkaban
Sutradara: Alfonso Cuaron
Skenario: Steve Klove, berdasarkan novel J.K. Rowling
Pemain: Daniel Radcliffe, Emma Watson, Rupert Grint, Gary Oldman
Produksi: Warner Bros
Magnolia Crescent tak menyediakan penerangan, apalagi kehidupan. Tiba-tiba saja sebuah bus tingkat tiga berwarna ungu metalik melesat seperti sebuah meteor dan berhenti menderum-derum tepat di depan Harry Potter. Inikah kendaraannya menuju kepada kebebasannya dari cengkeraman keluarga Dursley yang jahanam, yang menghina almarhum ayah dan ibunya; kepada dunia Hogwarts, dunia sihir yang dicintainya, yang sudah menjadi rumahnya dua tahun terakhir? "Welcome to the Knight Bus, emergency for the stranded witch or wizard ," seru Stan Shunpike menghalau Harry Potter untuk segera meloncat ke atas bus. Dan Harry Potter tahu, ia akan segera meluncur ke dunianya, dunia keajaiban yang dicintainya. Bus Knight Rider yang ungu berkilat itu kemudian menerbangkan Potter, melibas, menebas seluruh jalan yang hitam dan macet, menderu, dan bahkan merampingkan diri melalui dua bus besar; meliuk-liuk memenuhi kanvas layar. Sungguh awal yang menggebrak!
Dunia keajaiban inilah yang juga menjadi dunia rekaan, dunia khayalan yang tak tertandingkan, yang ditunggu para pembaca dan penonton Harry Potter yang maniak, yang gila, yang selalu berharap dunia ciptaan J.K. Rowling itu memang ada dan hidup melalui layar lebar.
Tersebutlah Harry Potter (Daniel Radcliffe) sudah memasuki usia pubertas, sebuah usia yang dianggap "masa paling sulit" dalam perjalanan hidup manusia, karena dia harus meninggalkan masa kanak-kanak tapi dia juga belum masuk ke lingkungan dewasa. Dia dikejutkan oleh perubahan pada tubuhnya dan perhatiannya kepada lawan jenisnya.
Karena itu, sutradara Alfonso Cuaronyang namanya melejit karena film A Little Princess (1995); Great Expectation, dan Y Tu Mama Tambien (2002)menunjukkan Harry yang kini muncul dengan suara yang sudah pecah, wajah yang lebih "lelaki", Harry yang penuh dengan kegelisahan dan keingintahuan yang jauh lebih besar. Bersama Ron, yang juga bersuara pecah dan mulai terkejut dengan daya tarik lawan jenisnya, serta Hermione, yang sudah mulai kelihatan seperti gadis cilik yang mulai dewasa, para penggemar Harry Potter bukan menyaksikan tentang bagaimana petualangan penyihir remaja itu mengatasi dunia hitam pimpinan Voldermort, tapi para Potter-mania ingin tahu HOW atau bagaimana Cuaron menerjemahkan kedahsyatan Rowling ke dalam bahasa visual.
Ingat, betapa banyaknya makhluk baru di serial ketiga ini: penjara Azkaban, dementor, hippogrif, boggart, animagus, dan seterusnya adalah kosakata baru rekaan Rowling yang senantiasa bertambah seiring dengan buku-bukunya yang terbaru.
Cuaron bukanlah Columbus yang setia setengah mati kepada novel. Novel dan film adalah dua media yang berbeda dan "kesetiaan" Columbus menjadi sebuah jebakan yang membuat filmnya berkubang pada kemandulan. Begitu banyak bagian dalam buku yang bisa dimainkan menjadi sebuah pesta visual yang luar biasa, tapi Columbus pada kedua karya sebelumnya terlalu sibuk untuk "tidak melenceng" dari buku, hingga film-filmnya tetap terasa tak cukup gelap; tak cukup menggeram.
J.K. Rowling adalah ratu dunia kata-kata dan Alfonso Cuaron adalah raja vi-sual. Cuaron sudah berpengalaman menyulap Great Expectation, sebuah novel klasik abad ke-19 karya Charles Dickens, menjadi sebuah film setting masa kini.
Harry Potter kini tengah dalam ancaman yang mengerikan. Sirius Black (Gary Oldman), yang selama ini dibekap di penjara paling kejam di dunia sihir bernama Azkaban, berhasil kabur. Menurut gosip yang mengalir, Black datang ke Hogwarts untuk memburu Harry Potter. Konon, menurut gosip itu lagi, Black adalah pengikut Voldermort yang mengkhianati James dan Lily, kedua orang tua Harry. Black, menurut gosip itu lagi, adalah penyebab kematian mereka yang kini ingin "menghabisi" Harry.
Bagi penggemar Harry Potter, keasyikan pertama adalah mencari tahu casting tokoh-tokoh terkemuka dalam seri ini. Semua tokoh tetap seperti trio Harry-Ron-Hermione tentu saja tak berubah. Demikian pula keluarga Weasley; Hagrid (Robert Coltrane), yang menjadi Guru Pelindung Binatang dan Makhluk Ajaib yang memperkenalkan Hippogrif, seekor kuda berkepala burung elang; dan Profesor Snape, yang masam, sinis, dan penuh kesumat, yang masih diperankan Alan Rickman. Mereka yang baru adalah Michael Gambon, yang kini berperan sebagai Kepala Sekolah Profesor Dumbledore, karena Richard Harris telah meninggal dunia; Emma Thompson sebagai Guru Ilmu Meramal; dan David Thewlis sebagai Profesor Lupin, Guru Seni Menangkal Ilmu Hitam.
Para Potter-mania tentu tidak selalu menjadi "juri terbaik" untuk menentukan casting film-film Potter, tapi bisa dipahami jika para aktor-aktris yang berperan dalam film ini gemetar karena menyadari betapa lekatnya para Potter-mania memperhatikan mereka selekat-lekatnya, termasuk bagaimana Michael Gambon tampak lebih ceria dan jahil sebagai Dumbledore dibandingkan dengan Richard Harris, yang tampil sebagai Dumbledore yang waskita, sakti mandraguna, dan sekaligus dihormati seluruh jagat penyihir. Emma Thompson tampil karikatural dan David Thewlis muncul sebagai seorang guru sekaligus kawan bagi Harry yang sangat haus kasih sayang orang tuanya. Namun yang tampil paling bersinarbahkan dibandingkan dengan pemeran utamanya sendiriadalah Gary Oldman.
Sementara Columbus berhasil membangun properti dan dasar-dasar dunia Harry Potter dalam dunia sinema (puri Hogwarts, tangga berjalan, lukisan yang hidup, hantu-hantu yang lalu-lalang) tapi belum mampu menciptakan bagian terhitam dalam dunia sihir (Voldermort tak cukup menakutkan kecuali untuk anak-anak balita pada episode The Sorcerer's Stone dan The Chamber of Secrets), kini Cuaron berhasil membangun sebuah dunia yang gelap tanpa harus menampilkan sosok Voldermort. Dengan sosok-sosok dementor, makhluk hitam penjaga penjara yang mampu mengisap kebahagiaan dari jiwa manusia melalui "ciuman"-nya, Cuaron membuang seluruh "gula-gula" yang masih terasa dalam karya Columbus sebelumnya.
Buku Harry Potter and the Prisoner of Azkaban adalah seri Harry Potter yang sudah memasuki kompleksitas persoalan orang dewasa. Buku setebal 317 halaman ini, dengan penuh kesadaran penulisnya, sudah mulai ditulis dengan elemen sastra karena pembacanya dianggap sudah memasuki usia remaja. Seiring dengan itu, Harry Potter and the Goblet of Fire, yang sudah melibatkan kematian seorang kawan baik (setebal 636 halaman), dan Harry Potter and the Order of Phoenix (setebal 706 halaman), yang melibatkan pertarungan antara Harry Potter dan sekelompok pendukung Voldermort, sudah menunjukkan bahwa semakin lama buku-buku itu bukan lagi sekadar buku bacaan anak-anak belaka.
Karena itu, Cuaron telah melakukan berbagai "investasi" awal dengan menunjukkan berbagai adegan antara Harry dan Sirius yang di kemudian hari akan menjadi hubungan antara anak dan bapak pelindungnya, seorang figur ayah yang tak pernah dimilikinya. Sebagai ongkos dari beberapa titik penting dari persoalan emosional hubungan Harry dan Sirius serta masa lalu orang tuanya, Cuaron tentu harus membabat banyak-banyak hal prinsipiil lainnya. Ini tentu sebuah ongkos yang harus diterima oleh pembaca buku mana pun, termasuk para Potter-mania, yang sudah pasti akan ribut-ribut merasa kehilangan bab-bab akhir di buku yang sebetulnya sangat lucu dan jahil (di dalam buku, seperti biasa, ketika Harry dijemput Paman Dursley, Harry mengatakan bahwa dia memiliki seorang "bapak angkat" seorang buron yang gemar membunuh dan akan sering mengecek apakah Harry dalam keadaan baik-baik saja).
Hal prinsipiil lainnya yang terasa digambarkan dengan begitu lekas dan serba tergesa-gesa adalah pengungkapan identitas Sirius Black dan Lupin serta perbedaan antara animagus (kemampuan penyihir berubah menjadi binatang) dan werewolf (serigala jadi-jadian) yang pasti membingungkan penonton yang sama sekali belum pernah membaca Harry Potter (Potter-mania, harap maklum jika masih ada warga planet ini yang belum membaca Harry PotterRed.); juga persoalan kucing Hermione Crookshank dan "sosok penyihir" di balik tikus Ron Scrabber yang sebetulnya menjadi inti dari seluruh perseteruan para penyihir abad itu.
Bagaimanapun, inilah seri Harry Potter yang telah berhasil menghilangkan "bau gula dan permen" dongeng ala Chris Columbus menjadi kisah Harry Potter yang mendekati imajinasi (meski imajinasi setiap orang pastilah berbeda).
Untuk para Potter-mania, pilihlah: terbang bersama sapu terbang Firebolt atau di atas punggung Hippogrif, keduanya sama-sama akan membawa kita melesat ke dunia Hogwarts. Wingardium Leviosa!
Leila S. Chudori
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo