ADA masalah berkaitan dengan nama Affandi, pada hari-hari keluarga Affandi memperingati seribu hari meninggalnya, Mei 1993 ini. Pengadilan Agama Tangerang, Jawa Barat, 25 Mei lalu, mengabulkan tuntutan Suhendi, bahwa ibunya, bernama Hartati, adalah istri sah Affandi, dan sampai keduanya meninggal belum bercerai. Menurut sejumlah saksi, pada tahun 1934 Affandi menikahi seorang wanita di Cibunut, Bandung. Dari wanita itu lahir dua anak, satu telah meninggal, yang satu lagi, ya Suhendi itu kini 53 tahun. Kuatkah bukti-bukti? Wartawan TEMPO R. Indra mencoba mewawancarai Suhendi, di rumahnya di Ciputat, Tangerang. Lelaki yang mengaku hanya sempat sekolah sampai kelas III sekolah rakyat itu menolak. Ia hanya menyodorkan sebuah buku bertulisan tangan, kata dia, itu tulisan tangan kakaknya, dan semua pertanyaan tentang hubungannya dengan pelukis Affandi, ''jawabannya ada di buku ini''. Tulisan tangan itu berkisah bahwa Suhendi dan kakaknya, tiap kali mereka bertanya kepada ibunya siapa bapaknya, jawabnya, bapak itu ''namanya Kang Pandi, tukang gambar bioskop di Kemayoran. Dia punya adik namanya Maryati, dan punya tanda hitam di punggungnya.'' Bapak itu pergi begitu saja pada tahun 1942, dan kemudian Hartati tak pernah tahu di mana alamatnya. Tahun 1981, Nana, kakak Suhendi, dalam sebuah pengajian Maulud Nabi di Pancoran, Jakarta, bertemu dengan anak seorang pelukis. Entah bagaimana, Nana berniat menanyakan soal ''Kang Pandi'' kepada pelukis itu. Esoknya, Nana, Suhendi, dan seorang pamannya bernama Arifin bertandang ke rumah pelukis Tamrin, ayah anak tadi. Singkat kata, Tamrin lalu mengeluarkan album foto, dan bertanya kepada Arifin, apakah kira-kira dalam album itu ada foto ''Kang Pandi''. Arifin menunjuk sebuah foto. Menurut Tamrin kepada TEMPO lewat telepon, foto yang ditunjuk adalah foto pelukis Affandi tahun 1979, ketika Affandi, Tamrin, dan Sudjojono pameran bersama di Jakarta. Maka, Tamrin pun menduga, kemungkinan besar yang bertamu ke rumahnya memang punya hubungan dengan Affandi. Ia lalu memberikan alamat Affandi di Yogyakarta. Juli 1981, Suhendi ke Yogya dan bertemu dengan Affandi dan Maryati. Pengakuan Suhendi dalam buku tulisan tangan ini, Affandi hanya diam ketika tamunya tersebut mengatakan sedang menjalankan amanat ibunya yang sudah almarhumah untuk mencari ayahnya bernama ''Kang Pandi'', yang punya adik bernama Maryati. Walhasil, dari Affandi tak keluar pernyataan bahwa Suhendi anaknya atau bukan. Ia menyarankan kepada Suhendi, jangan- jangan di Yogyakarta ada pelukis lain yang namanya juga Affandi. Tahun 1982, Suhendi bersama Nana, paman dan bibi, dan beberapa keluarga lain, semuanya bertujuh, kembali datang ke Yogyakarta. Paman dan bibinya yakin bahwa orang yang di hadapannya adalah lelaki yang 40 tahun lalu berdiam serumah di Ciputat, Tangerang. Tak jelas, apa hasil pertemuan itu. Saat Affandi dalam keadaan koma, Mei 1990, Suhendi sempat membesuknya. Malah, dalam buku Suhendi pula, ketika Affandi meninggal, beberapa hari kemudian, ia sempat balik ke Yogyakarta dengan pesawat, dan sempat mengikuti upacara penguburannya. Tiga tahun setelah meninggalnya Affandi, Suhendi melayangkan permohonan pengesahan pernikahan ibunya dan Affandi bin Kusumah di Pengadilan Agama Tangerang, dan dikabulkan. Ini berarti Suhendi bisa menuntut hak sebagai anak Affandi. Hak itulah yang, rencananya, disidangkan Rabu pekan ini di Tangerang. Hakim Muhammad Hasyim meyakini keterangan empat saksi yang diajukan Suhendi. Saksi-saksi menceritakan, meski menikahnya di Bandung, pesta perkawinan Affandi dan Hartati di Ciputat, rumah orang tua Hartati. Bahkan ada saksi yang secara rinci menyebut, emas kawin untuk Hartati saat itu adalah uang 5 perak. Apa komentar Kartika, anak tunggal Affandi dan Maryati? ''Itu semua tidak benar, cuma guyon,'' katanya. Ia melihat ada yang tidak sinkron antara cerita versi Suhendi dan perjalanan hidup ayahnya. Menurut Kartika, keluarga Affandi baru pindah ke Bandung tahun 1935. Pihak Kartika masih menyelidiki kebenaran keputusan itu, dan berpikir-pikir untuk mengajukan bantahan. Nunik Iswardhani
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini