Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Yogyakarta - Film 1 Kakak 7 Ponakan yang diadaptasi dari karya Arswendo Atmowiloto diputar dalam gelaran Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF) di Yogyakarta pada Sabtu, 7 Desember 2024. Film yang di sutradarai Yandy Laurens itu sekaligus menutup gelaran JAFF 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski baru akan tayang resmi di layar bioskop pada Kamis, 23 Januari 2025, pemutaran film itu ternyata menyedot minat besar penonton. Tercatat, hanya dalam selang dua jam, tiket film produksi Mandela Pictures dan Cerita Films itu di lima studio sold out alias habis terjual.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Benar-benar di luar ekspektasi kami, apalagi melihat minat penonton yang rela antre hingga 5 studio sold out untuk film ini," kata Yandy Laurens yang juga sutradara film Keluarga Cemara I itu di Yogyakarta, Sabtu, 7 Desember 2024.
Kisah tentang Sandwich Generation
Film yang dibintangi Amanda Rawles, Fatih Unru, Ahmad Nadif, Maudy Koesnaedi, Niken Anjani, Kawai Labiba serta Chicco Kurniawan itu mengangkat kisah anak dan keluarga yang kini sering disebut sandwich generation dengan persoalan hidupnya.
Mengambil setting era 90-an, film ini mengajak penonton merasakan menjadi sandwich generation yang kadangkala tak bisa mengungkapkan hal-hal tersebut karena dianggap tabu.
"Film ini mengekspose pikiran tabu yang ada di benak generasi sandwich, mereka yang menjadi tulang punggung atau yang dipikul," ujar Yandy.
Pelajaran untuk Chicco Kurniawan dan Pemain Lain
Chicco Kurniawan, pemeran sosok Hendarmoko alias Moko mengaku turut menemukan perubahan positif cara pandangnya setelah masuk dalam karakter yang dimainkan.
"Aku belajar banyak tentang hubungan dengan keluargaku, diriku sendiri, boleh dikatakan film ini membuatku tumbuh belajar lagi sebagai manusia," kata Chicco.
Chicco menuturkan, tak hanya dirinya, pemeran lain saat menjalani proses produksi film ini berkali-kali terjebak menangis haru dengan cerita yang disajikan, seperti sedang diajak berkaca.
"Saya seperti diketuk lagi hatinya untuk terhubung lagi dengan keluarga, mengutarakan hal-hal yang selama ini kita simpan namun sebenarnya sangat ingin kami bagikan, dan itu tersalurkan di film ini," imbuh Chicco. "Saya sebenarnya berada di posisi sandwich generation, tapi saya tidak pernah sadar kalau ada di situ."
Sutradara film itu, Yandy menambahkan, film adaptasi ini seperti selayaknya seorang anak yang diadopsi. Menurutnya, ketika mengadopsi anak, tidak hanya memindahkan anak dari tempat sebelumnya, tapi benar-benar mengadopsi dengan hati.
"Lewat film ini, saya mencoba mengadopsi isi hati Mas Arswendo, apa yang sebenarnya beliau ingin sampaikan, apa yang beliau khawatirkan, dan bagaimana cara untuk menerjemahkannya ke zaman sekarang," ujar Yandy.
Sinopsis 1 Kakak 7 Ponakan
Film 1 Kakak 7 Ponakan mengisahkan seorang mahasiswa aristektur bernama Moko. Kehidupannya berubah drasitis setelah orangtuanya meninggal, ia harus menjadi tulang punggung keluarga.
Moko pun harus menunda impiannya untuk menjadi seorang arsitek demi memastikan kebutuhan dan masa depan keluarganya.
Film ini menyoroti bagaimana Moko sebagai sandwich generation harus mengorbankan banyak hal, dari impian, karier, hingga kehidupan cintanya demi kebahagiaan para keponakannya.