Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - YG Entertainment mengumumkan keputusan menutup cabang manajemen akting untuk berfokus di industri musik. Keputusan diumumkan pada 17 Januari 2025. Ini mengakhiri perjalanan panjang YG dalam mengelola artis di dunia akting. "Kami ingin mengucapkan terima kasih yang tulus kepada para aktor dan aktris yang telah bersama kami, serta kepada penggemar atas cinta dan dukungannya," bunyi pernyataan YG Entertainment, seperti dikutip dari AllKpop.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penutupan manajemen akting ini mempengaruhi sejumlah besar aktor dan aktris yang telah bernaung di bawah YG, seperti Cha Seung Won, Lee Sung Kyung, dan Yoo In Na.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut sejumlah sublabel YG Entertainment menunjang strategi bisnis mereka. Apa saja?
1. Highgrnd
Label ini bertujuan untuk membawa artis-artis indie dan alternatif ke panggung utama di Korea Selatan. Highgrnd berfokus genre musik yang eksperimental dan berbeda dari aliran arus utama. Pada Juni 2019, YG Plus mengambil alih akun media sosial Highgrnd dan meluncurkannya kembali dengan nama Seoul Music.
2. The Black Label
Pada 2015, The Black Label dipimpin oleh produser YG Teddy bersama dengan Kush. Sublabel ini bertujuan untuk mengembangkan artis-artis dengan potensi besar di pasar domestik maupun internasional. Beberapa artis terkenal yang berada di bawah The Black Label antara lain Jeon Somi, Taeyang, dan Rose. Dengan pengaruh besar dari Teddy dan pengalaman panjang dalam industri label ini mampu melahirkan karya-karya yang mendapat perhatian global
3. YGX Entertainment
Dibentuk pada 2018, YGX Entertainment adalah sublabel yang menggabungkan DJ Seungri dengan label NHR miliknya. YGX fokus pada pengembangan seni tari dan vokal, serta mengadakan akademi pelatihan bagi para calon artis untuk bergabung dengan YG Entertainment. Setelah beberapa tahun beroperasi, YGX mengakhiri operasionalnya pada 2024. Banyak artis serta proyek yang sebelumnya dinaungi YGX dipindahkan ke YG Entertainment.
4. YG Plus
Sebelumnya dikenal sebagai Phoenix Holdings, perusahaan media dan periklanan yang diakuisisi YG pada 2014. YG Plus juga terlibat dalam produksi dan distribusi merchandise artis. Pada 2021, YG Plus bekerja sama dengan Hybe Corporation dalam kesepakatan distribusi untuk memperluas jangkauannya dalam industri merchandise dan digital.
5. Shining Star Culture
Shining Star Culture sublabel yang didirikan untuk mengembangkan pasar YG di Cina. Sublabel ini untuk memperkenalkan musik dan artis K-pop juga bertujuan memperluas pengaruh YG di Asia.
Rachel Farahdiba Regar turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini