<font size=2 color=#CC0000>Dik Doank </font><br />Presiden Anak-anak

RIUHNYA pelantikan Presiden dan Wakil Presiden RI periode 2009-2014 awal pekan ini ternyata tak menarik perhatian Dik Doank, 41 tahun. Di mata penyanyi, pembawa acara, dan desainer grafis ini, pemerintahan selama ini masih jauh dari harapan—khususnya dalam dukungannya untuk anak-anak Indonesia.

”Meski presidennya ganti-ganti, Menteri Sosial dan Menteri Pendidikan tak pernah hadir memberikan spirit kepada anak-anak,” tutur pemilik Kandank Jurank Doank ini pekan lalu.

Alhasil, pria yang melejit melalui single Pulang ini pun memilih untuk menekuni negara kecilnya yang didirikan di kediaman-nya di Jurangmangu, Ciputat, Banten. Itulah Yayasan Dik Doank, sebuah yayasan yang dikelola sejak 2004 untuk membantu pendidikan anak kurang mampu. Bagi ayah tiga anak ini, untuk membangun sebuah negara yang kukuh tak melulu melalui ranah politik. Bahkan melalui seni yang selama ini digelutinya dirinya merasa lebih berguna dan berarti buat masyarakat, hingga rela meninggalkan dunia televisi selama tiga tahun ini.

”Aku jadi presidennya anak-anak saja, yang kemarin enggak dapat kartu pemilihan. Di tempatku mereka dapat kartu pilih,” ujarnya. Dengan anak didik 250 serta 8 pembantu, 10 karyawan, dan 80 sukarelawan, hidupnya saat ini pun terasa lebih indah. Di sini politik tak dominan, karena seni dan budaya yang menjadi fokus mereka. Dalam waktu dekat ini, dirinya siap menyeleksi ”rakyat” barunya. ”Meski gratis, harus diseleksi juga,” ujarnya.