SEPERTI turun dari langit, violis mungil Luluk Purwanto, 30 tahun, muncul pada acara Malam Indah Untuk Dikenang, Ahad pekan lalu, di Surabaya. Inilah kota kedua yang dikunjungi Luluk dalam masa liburnya setelah dua tahun meninggalkan Indonesia untuk menemani suaminya, Pianis Rene van Helsdingen, di Amsterdam, Belanda. Kini, kendati umur perkawinannya sudah dua tahun, Luluk kelihatan masih bak pengantin baru di samping Rene. Begitu juga di atas panggung. Mereka berdialog dan melucu lewat biola dan pianonya. Dan mendapat banyak keplokan, terutama ketika melagukan Es Lilin dan Selayang Pandang. Apalagi Ireng Maulana, yang memimpin pemusik pengiring, ikut melemparkan kelakar pada Rene. "Rene, Luluk itu apamu," tanya Ireng di panggung. "Cewekku," ujar Rene dengan logat keju. Di luar panggung, Luluk bilang suaminya tak perlu diuji lagi keindonesiaannya. Bumbu dapur kita saja dia sudah kenal. "Ambil kunyit, cabe, bawang, kalau dimasak nasi goreng wah, enak," ujar Rene berdemonstrasi menyebut nama bumbu dapur. Nah, apa di Amsterdam sana, Luluk dan Rene bikin restoran? Tidak. Pasangan ini malah membentuk trio jazz "Luluk Purwanto & Helsdingen Trio". Sudah manggung 20 kali atas nama itu, dan merekam 1 album serta muncul di televisi segala. Sambutan masyarakat di sana? Luluk yang sudah menginginkan anak itu cuma mengacungkan jempolnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini