Belajar Jadi Orang Tenar

Juara dunia bulu tangkis Carolina Marin tidak kesulitan menjawab pertanyaan para wartawan di gedung pemusatan latihan nasional bulu tangkis di Cipayung, Jakarta, Jumat dua pekan lalu. Marin datang ke Indonesia untuk menjalani latih tanding atau sparring melawan pemain-pemain tunggal putri Indonesia. Kendati logat Spanyolnya masih kental, kalimat-kalimat bahasa Inggrisnya lancar.

Kepiawaian atlet 22 tahun itu menghadapi wartawan memang bukan hal aneh. Sebab, nama atlet Spanyol itu meroket sejak menjadi juara dunia bulu tangkis setahun lalu. Ia fenomenal, datang dari negara yang hampir tidak dikenal di dunia tepok bulu, tapi berhasil menumbangkan jagoan-jagoan dunia. Sejak itu, menurut sang pelatih Fernando Rivas, Marin sering diwawancarai reporter.

Toh, ada satu situasi yang masih asing bagi Marin. "Sejak menjadi juara dunia, hidup saya berubah," kata Caro, panggilan akrabnya. "Di Spanyol, saat saya berada di jalan, banyak orang mengenali saya. Mereka ingin berfoto bersama. Tentu saja itu tidak menjadi masalah buat saya. Tapi itu membuat saya malu. Anda tahu, saya sebelumnya tidak terbiasa dengan situasi ini."

"Tapi, ya, okelah," Marin menambahkan. Dia pun dengan ramah melayani permintaan foto bersama beberapa wartawan Indonesia yang mewawancarainya.