Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sebagian besar waktu Muliaman Hadad, 55 tahun, tentu saja digunakan untuk mengurus sektor jasa keuangan negeri ini. Jabatannya sebagai Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan mengharuskannya mencurahkan perhatian pada kegiatan perbankan, pasar modal, dan industri keuangan nonbank. Meski demikian, pada waktu senggang, Muliaman menyempatkan diri mengurus kebun duriannya di Cimanuk, Pandeglang, Banten. Ya, di atas lahan 9.000 meter persegi itulah kini tumbuh ratusan pohon durian dari berbagai daerah di Indonesia. "Setiap kali melakukan perjalanan dinas, saya beli empat sampai lima bibit durian. Bayangkan kalau 30 provinsi saja, sudah ada sekitar 150 pohon," kata mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia ini, Ahad pekan lalu.
Muliaman tidak ujug-ujug mengembangkan buah berduri tajam itu. Awalnya dia geregetan karena durian asal Thailand, montong, lebih terkenal dibanding durian lokal. Maka sejak dua tahun lalu dia rajin mengumpulkan bibit pohon durian dari penjuru Nusantara. Ada durian Aceh, Bali, Riau, hingga berbagai macam durian Banten. Awalnya bibit pohon durian dibelinya baru setinggi 1-2 meter. Kini tentu saja semuanya sudah "dewasa". Siap panen? "Tiga atau empat tahun lagi," jawabnya. Muliaman pun rajin menjaga kesehatan agar, "Kelak, pas saat panen, mudah-mudahan saya masih boleh makan durian."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo