GITA cinta Rano Karno, agaknya diawali dari arena tenismeja.
Pada Final Turnamen Tenismeja ASEAN II, 1978 -- bagian putri, di
Jakarta -- bintang remaja itu dengan berdebar mengikuti jalannya
pertandingan. Ia pun ikut bersorak, ketika Nani Suwanto keluar
sebagai juara.
Selanjutnya pertandingan diteruskan Rano -- di luar. Ia melepas
serve kepada sang juara, yang agaknya menyambutnya dengan baik.
Buktinya, 15 April lalu di Banjarmasin keduanya diam-diam
bertunangan. Koran di Banjarmasin bahkan memberitakan keduanya
sudah kawin, dengan menyebut nama penghulunya sekalian. Tak
jelas apa mereka menempuh kebiasaan "kawin gantung".
"Kami akan menikah nanti, setelah Rano kembali dari Inggris,"
kata gadis manis berkulit kuning langsat yang kini telah 20
tahun itu.
Rano, kini 21 tahun, tertarik nama Nani Suwanto ketika cewek
Banjarmasin ini menjadi Juara Nasional Junior Tenismeja 1978
--sebelum menjadi juara ASEAN. Dan ketika Nani ditarik ke SMA
Ragunan, Jakarta -- sekolah untuk para olahragawan - kesempatan
berkenalan terbuka. "Waktu itu dia datang sambil membawa koran
yang ada potret saya," cerita Nani sambil tersenyum, hingga tahi
lalat di pipi kanannya nampak jelas.
Kemudian keduanya sering bermain pingpong. "Kalau pingpong
sama Rano enak," tutur-Nani, yang kini tinggal bersama kakaknya
di kawasan Tebet. "Tak perlu sungguh-sungguh, malah saya
mengalah saja."
Rano, rencananya beberapa bulan lagi akan ke London belajar seni
peran dan penyutradaraan, 2 tahun. Nani, anak pensiunan mayor,
kini duduk di ASMI tingkat 1. Dan ia terus berlatih untuk, SEA
Games Desember nanti di Manila.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini