SIDANG di Pengadilan Negeri Medan Maret dan April lalu, tentang
permintaan cerai Hengky G. Luntungan, tentulah uk digubris
masyarakat - bila tak menyangkut nama Nuraini Ibnu Sutowo alias
Enny.
Masalahnya, Hengky, 46 tahun, Administratur Pelabuhan (Adpel)
Belawan, Medan, berupaya cerai dengan Betsy Irene, 40 tahun,
istri sahnya kini. Tujuan suami itu setelah cerai: menikah
dengan Enny, 37 tahun, anak bekas Dir-Ut Pertamina. Ia cerai
dengan suami pertama, Udaya Hadibroto, Dir-Ut PT Elnusa. Mereka
menikah 1969, tapi tak dikaruniai anak.
Agaknya masalah ini benar-benar membuat runyam hati sang istri
yang hendak diceraikan. Nyonya Betsy sesudah sidang pertama, 24
Maret, menulis surat kepada Menmud Urusan Peranan Wanita,
Menhub, Menpen, Dirjen Perla, Ketua Dharma Wanita Pusat dan
Sum-Ut dan Gubernur Sum-Ut.
Menurut surat tersebut, Betsy dan Hengky menikah di KBRI Bangkok
1973, dan berbahagia. Betsy waktu itu pegawai di KBRI Bangkok.
Mereka mendapat dua anak, yang kini telah 7 dan 6 tahun. Sejak
pertengahan tahun lalu kebahagiaan rumah tangga mereka
terganggu. Menurut Betsy suaminya tak lagi mengacuhkannya.
Hengky, katanya, bercumbu dan main cinta dengan Enny. Dan kabar
yang sampai ke telinga Betsy, suaminya telah menikah dengan
Direktris PT Handara Graha Jakarta itu secara Islam. Keluarga
Luntungan dikenal beragama Katolik. Dan sejak akhir tahun lalu,
meski suami-istri ini masih serumah sampai sekarang, mereka tak
lagi seranjang.
Apabila Hengky menang, ini merupakan perceraiannya yang kedua.
Sebelum menikah dengan Betsy ia pernah beristri dan mendapat
seorang anak kini di Negeri Belanda. Ia tak bersedia
diwawancara wartawan tentang soal ini. "Ini urusan pribadi saya.
Tak ada hubungannya dengan jabatan saya," hanya itu yang
dikatakannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini