KARNAH, pemegang medali perunggu Asian Games 1958, janda dua
kali, tak lagi dipanggil: mamah. Pujiastuti, anak angkatnya,
sekarang menyebutnya: A'a--panggilan bagi kakak laki-laki di
Jawa Barat. Ditemui di Desa Singasari, Ciamis, Karnah mengaku
sejak pertengahan 1981 dirinya memang telah berubah menjadi pria
tulen. "Saya tidak bohong," kata Karnah yang sudah mengenakan
stelan laki-laki.
Perubahan fisiknya, dari wanita menjadi pria, menurut Karnah!
mulai dirasakannya sepulang ziarah dari Blitar, akhir 1980.
Mula-mula, pengakuannya buah dadanya mengempis. Lalu vaginanya,
dalam tempo lima hari, menyempit. Tak lama setelah itu tumbuh
alat kelamin pria-lengkap semua perabotannya. Dan, "berfungsi
baik," ujar Karnah. Ia memang tampak lebih maskulin: kekar dan
berotot.
Tak hanya awak yang berubah. Karnah, 42 tahun, yang sekarang
bernama panjang: Iwan Setiawan Setiadiharja Wiria Saputra, juga
menyandang status suami. Yang dipilihnya sebagai istri adalah
Pujiastuti, dua belas tahun lebih muda, yang sudah serumah
dengannya sejak 1980. "Barangkali Kak Iwan sudah jodoh saya,"
kata Pujiastuti. Mereka melafalkan ijab kabul di depan kadi
Ahmad Sanusi di Kantor Urusan Agama Banjar - 30 km dari
Singasari.
Pasangan Iwan-Pujiastuti, yang baru dua bulan menjadi
suami-istri, bercita-cita mendapatkan sepasang anak dari
perkawinan mereka. Tentang hubungan suami-istri, menurut
Pujiastuti, berlangsung normal sebagaimana layak pasangan
laki-laki dan perempuan. "Kak Iwan ternyata sangat romantis,"
ujar Pujiastuti.
Rumahtangga Iwan, yang dulu dikenal sebagai atlet lempar lembing
putri nasional, pekan lampau mendapat cobaan. Ahmad Sanusi,
penghulu yang menikahkan, menyatakan bahwa perkawinan
Iwan-Pujiastuti akan difasidkannya melalui pengadilan agama. Ia
merasa kecolongan. Karena telah menikahkan dua orang wanita --
perkawinan terlarang dalam Islam. Kecuali: "Iwan bisa
menunjukkan keterangan dokter dan keputusan pengadilan yang
membenarkan perubahan kelaminnya--dari wanita menjadi
laki-laki," kata Ahmad Sanusi.
Karya Suteja, bekas suami pertama Karnah, walau selama tiga
tahun masa perkawinan cuma kumpul satu bulan sekali, tak yakin
bekas istrinya berubah kelamin. "Tingkah lakunya sejak dulu
memang seperti laki-laki -- kasar," kata Karya. "Juga
perawakannya." Karnah punya ukuran: tinggi 167 cm dan berat
tubuh 60 kg--cukup besar untuk ukuran seorang wanita.
Tapi Iwan, lulusan Sekolah Guru Pendidikan Jasmani, dan kini
tinggal di rumah mertuanya, tampak tak peduli dengan omongan
orang, sekalipun warga desa menganggap perkawinan mereka sebagai
aib. Ia bersikap masa bodoh saja. Kerja Iwan sehari-hari, yang
dulu tukang pijat, sekarang mencangkul dan membajak sawah
mertua.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini