Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
ENIYA Listiani Dewi, 45 tahun, tomboi sejak bocah. Saat di bangku sekolah, perempuan yang kini menjabat Deputi Bidang Teknologi Informasi, Energi, dan Material Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi ini lebih suka berteman dengan anak laki-laki dan bermain basket bersama mereka. “Saya juga lebih sering berantem dengan ayah saya,” katanya di sela acara Women in Science, Technology, Engineering, and Mathematics yang diselenggarakan General Electric, Rabu, 27 November lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eniya menghabiskan masa sekolahnya di Magelang, Jawa Tengah. Ketika masih di sekolah menengah pertama, ia sering mengusili kawannya. Ia mengatakan mereka dipanggil guru dan menyebut nama guru yang paling ditakuti. Jadilah temannya menghadap guru tersebut. Padahal guru itu tak mengundang mereka. “Pas mereka balik lagi dan protes, saya tinggalin saja, ha-ha-ha…,” ujar lulusan Waseda University, Jepang, ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Eniya masih suka iseng saat naik ke sekolah menengah atas. Ia memilih duduk di bangku deretan belakang bersama murid laki-laki. Mereka kadang colongan makan di kelas dan membolos pelajaran. Kalau ada temannya yang jail, ia tak jeri menghajarnya dengan sapu. “Aduh, saya nakal banget, ya,” katanya.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo