ADA yang ikut bertanding dalam perebutan Piala Thomas dan Uber di luar garis. Yakni bintang berkulit putih, berhidung mancung bernama Rini S. Bono. Dipasangnya empat kios cendera mata di antara puluhan kios lain di sekeliling Istora Senayan. Di situ dijualnya jam dinding, tas, kipas, payung, piring, sampai gantungan kunci dan stiker yang konon hasil desain Rini sendiri. "Target saya para official dan pemain luar negeri," kata ibu tiga anak ini. Maka, harga jualan Rini bisa jadi terasa mahal bagi orang dalam negeri. Umpamanya, sebuah map kerja yang di toko-toko biasa dijual kurang dari Rp 7.000, yang buatan Rini bisa sampai Rp 10.000 per buah. "Iya, dong, 'kan modal sendiri dan desain sendiri," kata Rini sembari mesem. Namun, sebagai wiraswasta tampaknya Nyonya Achmad Albar ini belum punya perhitungan di kertas. Ia belum memikirkan berapa keuntungan yang pantas diperolehnya. "Yang penting modal kembali," jawabnya. Dan untuk mengembalikan modal itu, ia tak sendirian. Lebih dari 20 gadis dipasangnya di empat kiosnya untuk "menguber" peminat cendera mata buatan luar negeri - dilihat dari, misalnya, Li Lingwei, pemain cewek dari RRC itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini