Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Dituduh Komunis

Miss Filipina, Nelia Sancho, yang populer di tahun 1971 -1972, akhirnta meringkuk dipenjara. Ia dituduh pemerintah Marcos jadi cukong komunis.

19 Maret 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TAHUN 1971 namanya disanjung tinggi. Nelia Sancho, gadis rupawan Filipina berambut hitam dan bermata besar indah, memenangkan kejuaraan pertama kontes Miss Universe Beauty. Dia turut pula dalam kontes Miss International Pageant. Jadi juara kedua. Ketika oleh negaranya dikirim ke Melbourne, Nelia menang sebagai Miss Queen of the Pacific. Saat-saat itu begitu gemerlapan dunia Nelia. Wajahnya sering muncul di teve dan majalah. Bahkan sepulang dari Melbourne di bulan Maret 1971, Nelia diarak barisan motor memasuki Manila - dan diterima dengan segala kebesaran di istana Malacanang, langsung beraudensi dengan Presiden Ferdinand Marcos dan Nyonya Imelda. Tahun 1972 Nelia mendapat kesempatan keliling dunia, sebagai salah satu hadiah yang dia peroleh. Tahun berikutnya, Nelia memasuki universitas dan mengambil jurusan jurnalistik. Dan Oktober 1973, Nelia ditahan. Lho, di tahan? Dia, seperti banyak sekali mahasiswa lain, aktif dalam demonstrasi. Dan sejak itu nasibnya ternyata sudah tersurat. Ketika dia mencoba cari kerja, sekeluar dari tahanan yang hanya beberapa minggu, terbukti namanya sudah dalam lis hitam militer. Dia urung. Lantas Marcos mengumumkan undang-undang darurat - dan Nelia kali ini bahkan jadi sasaran sebagai tokoh yang harus dipenjarakan dalam waktu singkat. Dalam kepungan di bulan Pebruari 1976, dua dari teman prianya tertembak di tempat. Kini Nelia - masih meringkuk dalam penjara - kemungkinan besar malah bisa dijatuhi hukuman mati. Tuduhan baginya: menjadi cukong gerakan komunis dan memiliki secara tidak sah senapan Springfield kaliber 30. Dari tahanan, ada dia menulis surat kepada orangtuanya. "Kebahagiaan bagi saya" demikian antara lain, "adalah mengabdikan diri kepada rakyat Filipina yang tertindas". Duhai, Nelia. Bekas Ratu Kecantikan 1971, Roos Anwar, Pebruari kemarin diwisuda. Mengenakan toga hitam dengan kerah leher kuning tua sebagai warna fakultasnya, Roos bersama seorang mahasiswa lainnya dicalonkan sebagai Sarjana Teladan mewakili Fakultas Ilmu-Ilmu Sosial, UI, di mana mereka belajar. Rupawan dan cerdas, Roos tahun 1971 lulus SMA Negeri 1, Budi Utomo, Jakarta. Tahun yang sama dia masuk Universitas Indonesia. Lima tahun kemudian berhasil menggondol gelar sarjana dan skripsinya berjudul: Peranan dan Pengaruh Televisi di Tiga Kelurahan Jakarta Timur. Skripsi 208 halaman itu mendapat nilai 8. "Umumnya mereka yang memasuki tahun kelima, banyak mengalami kerewelan. Mungkin bekerja cari uang, kawin, atau kesibukan lain. ehingga jarang yang menyelesaikan kuliahnya dalam waktu 5 tahun", ujar drs. Harsono Suwardi MA, Ketua Departemen Komunikasi Massa. Tahun ini, ada 35 orang sarjana dari fakultas Roos diwisuda. Gadis ini tingginya 163 cm, dengan berat tubuh 52 kg dan umur 25 tahun. Alasannya mengapa mengambil teve sebagai obyek: "Sampai kini, belum ada pembuktian mengenai pengaruh dan peranan televisi umum". Barangkali sudah direncanakan secara rapi, Roos bulan Juni nanti akan menikah. Dengan "seseorang yang sudah saya kenal selama tujuh tahun", ujarnya. Sang calon ini herumur sama. Kurus tinggi, berpotongan rambut mirip penyanyi David Cassidy. Ia bekerja di salah satu kantor swasta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus