Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIDAK ada agenda bernyanyi bagi Panglima Tentara Nasional Indonesia Marsekal Hadi Tjahjanto dalam halalbihalal dengan pemimpin redaksi media massa di KRI Soeharso, Senin pekan lalu. Namun dia tak tahan hanya duduk menyaksikan anak buahnya dan undangan bergiliran tampil selama kapal mengarungi Teluk Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Spontan, Hadi pun meraih mikrofon dan melantunkan Sayangnya Via Vallen. Pilihan lagu ini di luar playlist rutin sang Panglima, yang tak jauh dari lagu jadul, seperti Galih dan Ratna yang dinyanyikan Chrisye."Cuma ini lagu anak muda yang saya hafal," kata pria 54 tahun ini kepada Tempo di atas kapal yang berfungsi sebagai rumah sakit itu."Saya sering mendengar di radio mobil saat perjalanan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sehabis berdendang, Hadi seperti ketagihan bergoyang. Ketika band membawakan Gemu Fa Mi Re, mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara itu langsung maju ke garis depan, memimpin tarian ke kiri dan ke kanan."Tambah lagi," ujarnya saat lagu ciptaan Nyong Franco, musikus Maumere, Nusa Tenggara Timur, itu khatam. Padahal, saat itu, kapal sudah kembali bersandar di dermaga Tanjung Priok dan siap menurunkan penumpang.
Band pun mengalunkan lagu asal Tapanuli Selatan, Sitogol. Walhasil, Hadi menyudahi perjamuan di geladak KRI Soeharso dengan mandi keringat.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo