Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ho Ching jauh dari kesan glamor seorang chief executive officer yang dinobatkan majalah Time sebagai satu dari seratus orang berpengaruh di dunia tahun ini. Ketika Tempo bersama empat wartawan lain berkunjung ke kantornya yang megah di kawasan Orchard Road, Singapura, dua pekan lalu, untuk sebuah diskusi, bos Temasek Holdings, perusahaan investasi milik pemerintah Singapura yang memiliki sebagian saham Bank Danamon dan Bank Internasional Indonesia, ini memakai blus model cheongsam ungu dengan pantalon sewarna dan selop sebagai alas kakinya.
Perempuan 54 tahun ini terlalu sederhana untuk ukuran seorang istri Perdana Menteri Singapura dan pemimpin yang berhasil membuat modal perusahaannya berlipat dua menjadi US$ 90 miliar alias Rp 810 triliun sejak ia duduk pada Mei 2002. Kesan bahwa ia seorang CEO andal baru terlihat ketika ia berbicara tentang pertumbuhan ekonomi negara-negara tetangganya dan strategi Temasek.
Dalam diskusi sekitar satu jam, Ho Ching tidak tampak seperti unsmiling CEO, cap yang pernah dilekatkan kepadanya. Ia banyak senyum dan tertawa, seakan mewakili sikap baru Temasek: tidak lagi pasif, melainkan agresif dan cekatan menangkap peluang.
Di tengah diskusi, sedang asyik menyantap laksa Singapura, lampu di ruang rapat berkedip-kedip. Bukan menyuruh anak buahnya, Ho Ching langsung bangkit dan cekatan menyetel sebuah tombol di dinding. Lampu pun berpendar terang. Maklum, ia insinyur elektro lulusan Universitas Singapura. Tentang menjadi salah satu dari 100 orang berpengaruh versi Time? Ia hanya menjawab dengan senyum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo