NUNIEK Karjono, 30 tahun manajer bagian iklan majalah Femina,
yang juga penari, tiba-tiba diminta main dalam film Janur Kuning
yang produksinya pernah tersendat itu ,(TEMPO, 21 Juli).
Sebagai apa?
Dia mendampingi aktor Kaharuddin Syah yang memainkan peran
Let.Kol. Soeharto -- sebagai-Ny. Tien Soeharto, tentu. "Saya
senang sekali bermain bersama Kaharuddin, meskipun mula-mula
rasanya seperti berhadapan dengan tetangga," ujarnya. Padahal
dalam film itu mereka suami-isteri.
Pengambilan gambarnya hanya makan waktu 3 hari. Nuniek hanya
diambil untuk adegan ketika Let.Kol. Soeharto, 1949, harus
meninggalkan isterinya yang sedang hamil tua di Yogya untuk
bergabung dengan para gerilya. Lalu Ny. Tien pun melahirkan
anaknya yang pertama Tutut. Sesudah Tutut lahir barulah
suami-isteri bertemu kembali. Itu saja.
Tapi sebelum main, "saya menuntut pada produser dan sutradara
(Alam Surawijaya red) agar dipertemukan dulu dengan Ibu Tien, "
kata Nuniek. Mau apa? "Minta petunjuk dan saran-saran. Soalnya
peran yang saya mainkan itu 'kan orangnya masih ada. "Dan dia
tak mau seperti misalnya ketika Titiek Puspa bikin operet
Kartini di TVRI, yang lantas diprotes keluarganya.
Bagi ibu dua orang anak itu, JK adalah filmnya yang kelima.
Filmnya yang pertama ialah Api di Bukit Menoreh, sutradara D.
Djajakusuna. Di situ dia main sebagai pemeran utama perempuan
Sekar Mirah. Apa dia mau main film terus? "Kalau ada kesempatan.
Soalnya saya 'kan kerja. Tapi tiga hari kemarin itu, betul-betul
sangat menyenangkan. Saya rasanya terbebas dari segala kesibukan
rutin selama ini."
"Tadinya saya benci pada rambut saya yang keriting ini," katanya
lagi. "Tapi ternyata rambut keriting inilah yang membawa
rezeki."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini