Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
BARU tiga hari Rima Melati menjadi kelinci, ia sudah jatuh sakit. Sakitnya itu betulan, tapi kelincinya itu kelinci percobaan. Maksudnya, Rima, 49 tahun, diam-diam mengadakan serangkaian eksperimen. "Saya memang lagi seneng coba-coba." Yang dia coba sejenis obat yang katanya bisa mengencangkan kulit tubuh. Semua kerut akan hilang. Pokoknya, bisa membuat seorang nenek jadi bak perawan. Obat itu dia peroleh di sebuah salon kecantikan. Harganya jutaan rupiah. "Tapi khusus untuk saya, obat it dikasih gratis, kata Rima. Tapi, itu tadi, harus dia coba di tubuhnya sendiri. Bukan lantaran gratis itu, dan lantaran jadi muda kembali, Rima lalu tertarik. "Yang tcrang, obat ini nggak ada efek sampingnya," kata pemilik sejumlah restoran ini. Soalnya, obat itu sendiri, "nggak diminum, nggak di suntik, dan nggak pakai cara dibelek-belek, langsung saja disentuhkan ke badan." Ini bukan pil, bukan pula cairan. Lalu apa, dong? "Berupa bubuk. Cukup diteteskan sedikit air, terus dioleskan di bagian tengah tubuh. Tepatnya di pusar." Bahan obat itu, menurut Rima, ada di Indonesia. Namun, "pengolahannya memakai metode Cina kuno". Cara pemakaiannya mirip antibiotik, harus habis dalam jumlah tertentu selama dua minggu. Dan di sinilah celakanya. Rima baru memakai obat itu tiga hari, ia terkena flu. Ia harus menghentikan pemakaian obat ajaib itu. "Kalau sakit, nggak boleh diteruskan."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo