MESKI mayat komponis Rusia Peter Ilich Tchaikovsky sudah tak
berbekas di liang kuburnya, kematiannya masih tetap misterius.
Secara resmi ia dikabarkan meninggal di St. Petersburgh
(Stalingrad, sekarang) 6 November 1893, karena kolera. Waktu
itu wabah kolera sedang berjangkit di sana.
Belakangan tersiar berita burung yang mengatakan ia bunuh diri
lantaran karya simponinya yang terakhir, Pathetique, gagal.
Tapi akhir Juli lalu, sebuah festival musik untuk memperingati
Tchaikovsky diselenggarakan di Houston Amerika Serikat. Dalam
festival itu sebuah diskusi mengungkit lagi, sebab kematian
tokoh yang menikah hanya 9 hari, pada usia 37 tahun. Dua
musikolog yang mempelajari seni musik Rusia, lebih percaya
kematian Tchaikovsky karena bunuh diri. Ia, kata mereka, panik
sehubungan dengan kasus homoseksual dengan kemanakannya sendiri.
Di zaman pemerintahan Tsar itu, seseorang yang ketahuan homoseks
bisa dihukum cambuk, di buang ke Siberia atau kehilangan
kewarganegaraannya.
Alexandra Orlova, musikolog Soviet yang berimigrasi ke New
Jersey (USA), berpendapat lain lagi. Tchaikovsky mati diracun,
atas perintah Tsar, katanya. Ia ketahuan menulis surat-surat
cinta yang ditujukan kepada seorang janda keturunan bangsawan.
Siapa pun yang benar, Tchaikovsky tentulah tak ambil peduli
lagi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini