Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Chintya Maulini ingin mengentaskan ketimpangan gender.
Chintya aktif dalam berbagai kegiatan sebagai mitra muda UNICEF Indonesia.
Novel My Cloud karya Chintya jadi best seller book.
Terlahir dari keluarga kurang mampu bukan menjadi penghalang bagi Chintya Maulini untuk berprestasi. Siswi Sekolah Menengah Atas Negeri Sumatera Selatan, Kota Palembang, tersebut baru-baru ini mengikuti Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) Women’s Leadership Summit yang diadakan Wedu Global.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Meski belum mendapat kesempatan menyampaikan pendapat, keterlibatan Chintya dalam forum internasional itu menjadi bekal mewujudkan keinginannya mengentaskan ketimpangan gender. “Saya banyak belajar bagaimana membentuk lingkungan inklusif bahwa kita harus saling percaya dan menghargai pendapat perempuan itu sendiri,” kata Chintya kepada Tempo, Kamis, 17 Maret 2022.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ketimpangan gender, khususnya pemerataan akses pendidikan bagi perempuan, menjadi isu yang terus disuarakan gadis berusia 16 tahun tersebut. Chintya mengaku prihatin karena lingkungan sekitarnya masih menganggap rendah peran perempuan.
Chintya Maulini menyuarakan pendapatnya dalam Webinar Diseminasi Analisis Anggaran Berorientasi Anak yang diselenggarakan Badan Kebijakan Fiskal dan dengan UNICEF Indonesia dan LPEM FEB UI, 28 Juli 2021. Dokumentasi Pribadi
Chintya datang dari keluarga tak mampu. Dara kelahiran 2005 tersebut bercerita pernah hanya makan nasi dan garam. Ayahnya berprofesi sebagai kuli dan kini menjadi pengojek online. Sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga. Namun Chintya tetap bisa menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi dengan beasiswa. Belum lama ini, anak pertama dari dua bersaudara itu mendapat beasiswa penuh dari Universitas Pertamina untuk kuliah jurusan ilmu komunikasi.
Berangkat dari pengalaman hidup susahnya, ia pun bercita-cita mendirikan yayasan pendidikan untuk membantu anak muda mendapatkan akses pendidikan. Demi menyuarakan keinginan tersebut, pemuda berprestasi Sumatera Selatan 2021 ini aktif mengikuti berbagai konferensi dan menunjukkan bahwa perempuan juga bisa berprestasi serta bangkit dari keterpurukan. Salah satunya dengan menjadi mitra muda UNICEF Indonesia sejak tahun lalu.
Mulanya, Chintya terpilih sebagai duta U-Report Indonesia, wadah UNICEF Indonesia bagi anak muda untuk mendapatkan informasi. Ia menjadi peserta batch pertama karena tertarik dengan isu perlindungan anak dan pendidikan di Indonesia. Rupanya mitra muda UNICEF Indonesia juga dipilih dari duta U-Report.
Selama menjadi mitra muda badan khusus Perserikatan Bangsa-Bangsa tersebut, Chintya telah terlibat dalam berbagai kegiatan, seperti diskusi bersama Kementerian Keuangan RI melalui proyek dan presentasi analisis diseminasi keuangan berorientasikan anak, kolaborasi bersama Universitas Gadjah Mada, serta Y20 FGD for Indonesian Summit 2022. Selain itu, memproduksi beberapa podcast dan menjadi fasilitator acara Youth Skills Event 2021.
Chintya Maulini (paling kanan) menjadi narasumber pada Podcast Program Guru Penggerak CIA Perdana: Be the Best of You. YouTube
Selain aktif dalam berbagai kegiatan, ia senang menulis. Ia menargetkan dalam waktu dekat bisa menerbitkan buku keduanya. Di tengah kesibukannya menghadapi ujian akhir, Chintya sedang menyelesaikan beberapa bab naskah buku genre nonfiksi yang akan diajukan ke penerbit mayor nasional.
Adapun buku pertamanya adalah novel berjudul My Cloud yang terbit pada 2020. Karyanya dianugerahi sebagai best seller book dari penerbit Sinar Pena Amala. Novel tersebut menceritakan seorang remaja perempuan yang menghadapi berbagai tantangan, tapi bisa bangkit menggapai mimpinya.
Kisah tersebut sedikit-banyak terinspirasi dari pelajaran hidup yang dipetiknya. Ia pernah dirisak teman-temannya ketika duduk di sekolah dasar karena suka membawa pena ke mana-mana dan menuliskan idenya di tangan. Ia lalu membalas risakan itu dengan prestasi. “Chintya belajar dan menulis di My Cloud, bagaimana mengembangkan serta menjadikan kata mereka yang menusuk sebagai bara semangat mengejar mimpi-mimpi kita,” tuturnya.
Sejumlah prestasi yang ia torehkan, antara lain, menjadi satu dari 150 penulis terpilih lomba cipta puisi tingkat nasional pada 2019, juara pertama lomba tulis serta baca puisi islami dari Institut Tazkia dan Andalusia pada 2020, juara dua lomba poster inspiratif tematik Covid-19 tingkat nasional, serta peraih medali perunggu Olimpiade nasional dalam program Kompetisi Sains Indonesia cabang biologi.
Ia juga pernah menjadi juara 2 Kompetisi Multimedia TIK Girls in ICT yang diadakan dalam proyek kolaborasi UN Indonesia 2021 dan juara 3 Musabaqah Tilawatil Quran cabang Syarhil Quran pada 2021.
Chintya berharap capaiannya itu dapat menginspirasi anak muda lainnya. Menurut dia, anak muda yang ingin berprestasi harus bisa mengenali keterampilannya dan mengevaluasi setiap kegiatan yang diikuti. “Misalnya sudah ikut lomba. Jangan lupa evaluasi dan kategorikan di mana itu bisa mengenal potensi diri kita.”
FRISKI RIANA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo