Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Lulus dari akademi militer inggris

Putri aisha, anak perempuan raja hussein dari istri kedua, dilantik dari akademi militer kerajaan, sandhurts, inggris. ayahnya bangga, ia satu-satunya wanita yang tentara diantara penduduk yordania.

19 Desember 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIMANA cara seorang gadis menjadi lain daripada yang lain di Yordania? Putri Aisha, anak perempuan Raja Hussein dari istri kedua, punya jawabnya. Jadilah tentara, katanya. Dan itulah yang ia lakukan. Pada usia ke-18 sekarang ini di antara sekitar 4 juta penduduk Yordania dialah satu-satunya wanita yang tentara. Aisha, anak keempat (atau kelima, karena ia kembar) dari sebelas anak Raja Hussein dari empat istri, masuk tentara karena melihat dunia militer penuh tantangan. Tapi tantangan terberat ternyata di luar dugaannya sendiri, terjadi selama ia mengikuti pendidikan di Akademi Militer Kerajaan Sandhurst, Inggris. "Terus terang aku merasa sangat kesepian di Sandhurst. Seumur hidup, aku belum pernah berpisah dengan saudara kembarku, Zein, katanya. Bila akhirnya ia lulus, karena ia malu untuk pulang dengan gagal. Ketika pelantikan, hadir sejumlah orang penting. Di antaranya, yang paling populer, Putri Diana, dan Sultan Brunei Hassanul Bolqiah -- orang terkaya di dunia ini hadir bukan karena mengapa-mengapa, tapi karena ia memang alumnus akademi ini juga. Pemberontakan pertama Aisha adalah terhadap keinginan keluarga. Ia menolak dikawinkan dalam usia muda. Sesudah itu, Putri Cantik ini suka membuat kejutan bagi ayahnya. Misalnya, pada usia 16 Aisha belajar terjun payung. Mula-mula Raja Hussein bangga. Tapi karena Putri itu begitu kecanduan terjun, ia lalu melarangnya. Kini Aisha bercita-cita membentuk pasukan wanita. "Bukan, bukan untuk bersaing dengan pria," katanya. "Tapi kami akan menempatkan diri di garis belakang, menjadi tulang punggung. Memang, ini masih memerlukan waktu." Tentu, Raja tahu benar cara menaklukkan Putri badungnya ini. Kalau Aisha masih akan terjun lagi, katanya, ia akan ikut terjun juga. Heran, putri ramping tapi berisi dan bermata biru itu lalu mengalah. Padahal, tentunya ia tahu, ayahnya, meski kini 52 tahun sudah, seorang olahragawan sejati: jago karate, racing, dan terbang, kemudian piawai pula main ski air. Apa yang dicemaskan Aisha bila ayahnya ikut terjun? Mungkin ia takut sementara mereka melayang-layang di langit, ayahnya lalu menyuruhnya kawin.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus