MERIAM Bellina, 23 tahun, sedang jatuh hati dengan pemuda bangsawan Solo. Sudah dua bulan ini Mer, begitu dia dipanggil, berada di kompleks Puro Mangkunagaran. Pekan lalu, misalnya, ia tampak begitu akrab dengan K.G.P.A. Mangkoenagoro. Mereka duduk berdua di Bale Praci, asyik ngobrol. Mer memakai celana jeans biru tua dan kaus biru muda. Mangkoenagoro juga bercelana jeans, berkemeja yang kancingnya terbuka. "Pakaian kita kok serasi, ya, Mas Jiwo," goda Mer. Mangkoenagoro yang lahir bernama Sudjiwo Kusumo menjawab tangkas, "Memang sengaja dibikin serasi." Keduanya lalu ketawa sambil berjalan menuju kebun bunga. Jiwo, duda dua anak, yang baru saja dinobatkan menjadi Mangkoenagoro, diakah yang dicintai Meriam? Tentu saja, tidak. Mer, yang sehari-hari sudah jadi Nyonya Ferry Anggriawan, kali ini jatuh cinta pada Suryono, bangsawan Solo yang ada di angan-angan, alias dalam film - kalau sudah jadi. Suryono itu dimainkan Mathias Muchus, sedang Mer -- yang rambutnya dibikin pirang berperan sebagai gadis Prancis, Jeanette namanya. ilm ini sedang dibuat di Solo. Dan itu sebabnya Mer akrab dengan Jiwo, eh, Mangkoenagoro. Soalnya, film Selamat Tinggal Jeanette ini sebagian besar diambil di Mangkunagaran. Mer bahkan dibebaskan keluar masuk istana untuk lebih menghayati perannya. Jiwo sendiri yang menjadi guide khusus untuk Mer. "Semua kakak dan adik-adik saya setuju istana ini dipakai untuk pembuatan film," kata Jiwo. Sayangnya, Mangkoenagoro alias Jiwo yang cukup tampan ini tidak terpilih mendampingi Mer dalam film. "Mas Jiwo itu 'kan raja, belum aktor," gurau Mer. Jiwo hanya mesem, dan ketika.dari sudut Mangkunagaran terdengar musik disko keduanya bergoyang. Tra la la.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini