"DALAM laut bisa diduga, hati orang siapa tahu." Pepatah Melayu itu makin lama kian mudah saja membuktikannya. Kini, dengan sebuah alat yang mirip jam tangan, profil laut atau danau, beserta isi perutnya gampang ditengok. Ouchi-kun nama instrumen itu. "Bila Anda melihat tangan, Anda akan melihat ikan," begitu moto instrumen ini. Tentu saja, sasaran pemasaran produk baru ini adalah kelompok pemburu ikan, nelayan maupun penggemar mancing. "Ouchi-kun inilah satu-satunya pengindria ikan yang tanpa kabel," kata Yoshikazu Muramatsu, 41 tahun, seorang manajer Honda Electronics Co., produsen instrumen ini. Perangkat penyelidik laut itu terdiri dari dua bagian. Satu berupa layar display, berukuran 8,7 x 6,8 cm. Wujudnya mirip jam tangan digital, hanya ukurannya lebih besar. Layar pengindria yang tebalnya 2,8 cm itu digerakkan oleh bateri 12 volt. Uochi-kun itu sanggup menangkap pesan-pesan dan sensor, sebagai alat kedua, yang berupa sensor laut, tanpa melalui hubungan kabel. Sensor yang bisa "mengukur kedalaman laut dan posisi ikan" itu kecil saja, sckitar 6 x 8 cm, dengan tebal 3 cm. Alat pengindria ini dihubungkan dcngan bateri 12 volt. Bila dioperasikan terusmenerus, bateri itu tahan sampai 8 jam. Pengoperasian perangkat ini cukup praktis. Sensor cukup dipancang pada dinding luar dasar perahu. Begitu disetel, vibrator bagian pada sensor -- ini mengeluarkan gelombang ultrasonik pada frekuensi 200 kHz. Gelombang ultrasonik yang memancar sekali setiap lima detik. Gelombang itu akan kembali diterima oleh sensor setelah dipantulkan oleh dasar laut atau obyek-obyek yang ada di dalam air gerombolan ikan, misalnya. Jenis dan ukuran ikan tak terdeteksi di layar, tapi posisi dan jumlah bisa tergambarkan, yang tak terlalu jelas. Gelombang ultrasonik itu dipancarkan dari sensor bukan hanya satu berkas kecil. Pancarannya seperti kerucut dengan sudut puncak sekitar 30 derajat. Pada laut berkedalaman 50 meter, luas dasaran yang terliput adalah daerah lingkaran dengan garis tengah 25 meter. Sensor itu sanggup bekerja cukup cepat. Dalam beberapa belas detik, kondisi dasar laut di kedalaman 1.500 meter bisa disajikan di layar. Hal itu mungkin karena gelombang getar ultrasonik yang dikirimkan sensor mampu berjalan cepat. Dalam air laut, gelombang dari vibrator keramik itu mencapai kecepatan 1.500 meter per detik. Jadi, hanya dibutuhkan waktu dua detik untuk pergi ulang alik, dari vibrator, ke dasar, lalu kembali ke sensor penerima. Gelombang getar itu diubah menjadi gelombang listrik di bagian sensor, lalu dikirim lewat kabel ke amplifier. Dari amplifier, citra dasar lautan ini dipancarkan melalui antena pendek dalam bentuk gelombang radio frekuensi tinggi, sekitar 100 MHz. Instrumen ouchi-kun yang ada di lengan nelayan sanggup menerjemahkan sinyal radio itu, dan menyajikannya dalar bentuk gambar dua dimensi. Sistem penyajian gambar pada layar mini itu menggunakan cairan kristal, seperti umumnya dipakai pada game watch, mainan anak-anak. Gambar-gambar itu dibangun melalui rangkaian dot, noda-noda bula kecil. Selain kedalaman air dan posisi ikan layar itu mampu pula menyajikan gamba bentuk permukaan dasar pcrairan. Palung palung kecil dapat tergambar di layar. Alat ini juga menyajikan data temperatur air laut pada beberapa kedalaman. Gerombolan ikan itu tidak lari ketakutan ketika vibrator itu bergetar? "Pada pengalaman kami, Ikan-ikan tak terganggu oleh getaran itu," ujar Yoshikazu Muramatsu manajer di perusahaan berlogo kuda laut itu. Barangkali intensitas getaran itu tak cukup besar untuk mengusik ikan-ikan dilaut. Bagaimana pengaruh getaran itu terhadap jenis-jenis ikan tertentu, menurut Muramatsu-San, kini sedan diteliti oleh perusahaannya Boleh jadi, justru getaran ini malahan bisa mengundang ikan. "Ikan lumba-lumba saling mengundang dengan getaran berfrekuensi 100-150 kHz," tambahnya. Sebagai penyelidik ikan sensor ini memang punya kelemahan. Selama tak mengidentifikasi jenis dan ukuran, dia juga tak mampu mendeteksi ikan yang ada pada kedalaman lebih dari 96 meter Jadi, untuk keperluan perikanan uochi-kun hanya efektif jika diper gunakan pada perairan-perairan dangkal . Honda Electronics termasuk perusahaan menengah Asetnya hanya sekitar Rp 1,5 milyar, dengan 160 karyawan. Perusahaan ini telah puluhan tahun menggelut sensor ikan. Kepeloporannya dalam membuat sensor ikan dimula 32 tahun lalu, dengan memproduksi transistor pendeteksi ikan, yang bentuknya seperti radar ikan sederhana. Model pertama disusul dengar model kedua, dan seterusnya Hingga kini, telah puluhan mode dihasilkan oleh perusahaan yang bermarkas di Toyohashi, 72 km tenggara Nagoya. Produksi mereka dipandang andal oleh NME (National Maritime Electronics Association) AS. Selama ini lima penghargaan NMEA telah diterima Honda Electronics bulan Maret nanti, 10.000 unit uochi-kun akan dilemparkan ke pasaran. "Delapan puluh persen untuk ekspor ke AS," kata Muramatsu-San. Honda Electronics memasang harga sekitar Rp 650 ribu untuk setia satu set uochi-kun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini