Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PELUKIS Affandi terbang ke tahun depan. Dengan sebuah lukisannya berjudul Ayam Mati dan Potret Diri, ia membawa pengunjung pameran tunggalnya yang di Taman Ismail Marzuki, Sabtu pekan lalu, melihat karyanya tahun 1987. Wah, bagaimana mungkin? Tak banyak yang memperhatikan, satu lukisan dari sekitar 50 karya yang dipamerkan itu memang benar-benar bertahun 1987. Affandi sendiri, tampaknya, acuh tak acuh saja pada "kesalahan teknis" itu. Maka, ramailah perbincangan. Apa maksud maestro kelahiran Cirebon 79 tahun lalu itu? Adakah ia telah merasa bahwa tahun depan ia akan berhenti melukis? Sementara itu, pendekar berjanggut putih ini sudah harus dipapah jalannya. Tapi, jangan tatap wajahnya. Matanya masih seperti Affandi sepuluh tahun lalu: sipit, tapi penuh selidik, masih menyimpan semangat untuk bergulat dengan cat. Adapun lukisan "masa depan" itu, bergambarkan seekor ayam menggantung, dengan kepala di bawah, lalu ada tulisan "mati". Di samping ayam, wajah sang pelukis itu: coret-moret seperti biasanya. Dibuat di Yogya, "yang saya sudah lupa di mana," kata Affandi, "tapi memang di tahun 1986 ini." Sebenarnya waktu itu pembantunya pun sudah mengingatkan bahwa tahunnya salah. "Tapi biar saja, wong sudah telanjur." Adapun judul yang benar memang hanya Mati, tapi itu ringkasan dari cerita panjang: "Kalau orang datang ke Bali dan melihat adu jago, adu jago itu hanya berakhir dengan mati atau kemenangan. Itu mau saya, tapi saya tak bisa meringkasnya dalam judul yang baik. Untuk menuliskan semua itu, ya, saya capek," kata Affandi. Akan halnya tafsiran bermacam-macam tentang "kesalahan teknis" ini, "Wis ben bae," biarkan saja, tidak apa-apa.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo