"Di dunia ini tak ada sahabat yang dapat diandalkan, selain Tuhan." Jangan kaget jika yang menyimpulkan ini adalah Christianto Wibisono. Kesimpulan itu disampaikannya di hadapan sekitar 450 warga jemaat Gereja Kristen Indonesia Gunung Sahari, Jakarta, Rabu malam pekan lalu. Christianto mengaku mengalami mental breakdown selama dua bulan, sejak ia diperkarakan Probosutedjo gara-gara membawakan makalah pada seminar ekonomi di Universitas Tarumanagara. Setelah kasusnya selesai dengan perdamaian di pengadilan, Chris pun mengambil hikmah. Dan sebuah kesimpul- an lain lagi, yakni "Otak yang cemerlang tidak berarti apa-apa tanpa iman yang kuat." Kata Chris lebih jauh dalam kesaksiannya di gereja itu, "Se- jak tahun 1964 dengan mengandalkan otak, sukses demi sukses saya raih. Itu membuat saya menjadi arogan, sombong. Dan orang hanya melihat kecemerlangan seseorang. Tapi begitu ada musibah, kawan-kawan hilang. Banyak yang mencemoohkan dan bahkan 'mensyukuri' saya. Tapi pada saat itulah muncul sahabat-sahabat sejati, yaitu orang-orang yang kurang saya kenal dari kalangan gereja, yang menghibur dan mendoakan...." Chris juga bercerita, ketika ia konsultasi dengan seorang dokter di Amerika pada 1986, disebutkan bahwa umurnya tinggal 10-15 tahun lagi. Chris pun mengaku takut mati karena memikirkan anak-anaknya yang waktu itu berumur 5 dan 13 tahun. Kini, meskipun penyakitnya belum hilang, "saya tak memikirkan soal umur. Pegangan hidup saya adalah seperti apa yang tertulis dalam Alkitab." Yang menarik pengakuan Chris yang ini: selama 20 tahun dia mengaku hanya "Kristen KTP".
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini