Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Memilih TMP Cikutra Meninggal Dunia

Mas Mohamad Rachmat Kartakusuma, 58, meninggal dunia tgl 11 Januari 1979 karena kanker lambung. Letjen TNI (pur) ini ahli dalam soal konsepsi dan perencanaan dan pernah memimpin Harian Berita Yudha. (pt)

27 Januari 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

KAMIS malam 11 Januari, Nyonya Nur Kartakusuma panik sekali. Suaminya, Letnan Jenderal TNI (Pur) Mas Mohamad Rachmat Kartakusuma berada di ruang IClJ (Intensive Care Unit) -- tidak sadarkan diri. Di RS Gatot Subroto waktu itu tidak ada dokter yang tampak. Akhir Nur Kartakusuma menelpon Menteri Kesehatan Suwardjono Suryaningrat yang tidak lama datang bersama isterinya. Tetapi semuanya itu tak bisa menolong nyawa Kertakusuma. Jam 22.50, Wakil Ketua DPA ini meninggal. Kanker pada lambung begitu cepat menyerang dan merenggut nyawanya almarhum yang ketika meninggal berusia 58 tahun, lulusan Koninklijke Militaire Akademie di Cimahi. Tahun 1942 pangkatnya sudah letnan dan jadi Komandan Peleton dan Kompi Yon 12 KNIL. Sejak 5 Oktober 1945 menggabungkan diri dengan Angkatan Bersenjata RI dan jadi Komandan Resimen dan Kastaf Divisi III Priangan. Kemudian menjadi otak penyusunan struktur organisasi militer di Jawa Barat yang kemudian jadi daerah Kodam VI/Siliwangi. Keahlian ini kemudian memindahkannya ke Sumatera, juga untuk menyusun struktur organisasi. "Almarhum seorang yang tekun dan pandai dalam soal konsepsi dan perencanaan," ujar bekas Wapangab Jenderal (Pur) Sumitro yang datang melayat. Jabatannya kemudian Kepala Staf Hankam, Sekjen Dewan Pertahanan Keamanan Nasional, dan terakhir Wakil Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Almarhum juga pernah memimpin harian Berita Yudha. Ayah 6 orang anak yang telah besar-besar ini juga pernah menjabat Atase Militer di Perancis (1957-1961). Ia adalah kakak kandung orang teater Rustandi Kartakusumah. "Almarhum terlalu tekun bekerja dan melupakan kesehatan sendiri," ujar Ketua DPA Idham Chalid. Tempat istirahatnya terakhir, yang dipilihnya sendiri, adalah Taman Pahlawan Cikutra, Bandung. Presiden Suharto dan Ny. Tien, juga bekas Wakil Presiden Mohamad Hatta, Jenderal (Pur) A. H. Nasution, Irjenbang Sudjono Humardani, dan beberapa menteri datang melayat sebelum jenazah diterbangkan ke Bandung.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus