KAMIS malam 11 Januari, Nyonya Nur Kartakusuma panik sekali.
Suaminya, Letnan Jenderal TNI (Pur) Mas Mohamad Rachmat
Kartakusuma berada di ruang IClJ (Intensive Care Unit) -- tidak
sadarkan diri. Di RS Gatot Subroto waktu itu tidak ada dokter
yang tampak. Akhir Nur Kartakusuma menelpon Menteri Kesehatan
Suwardjono Suryaningrat yang tidak lama datang bersama
isterinya. Tetapi semuanya itu tak bisa menolong nyawa
Kertakusuma. Jam 22.50, Wakil Ketua DPA ini meninggal. Kanker
pada lambung begitu cepat menyerang dan merenggut nyawanya
almarhum yang ketika meninggal berusia 58 tahun, lulusan
Koninklijke Militaire Akademie di Cimahi. Tahun 1942 pangkatnya
sudah letnan dan jadi Komandan Peleton dan Kompi Yon 12 KNIL.
Sejak 5 Oktober 1945 menggabungkan diri dengan Angkatan
Bersenjata RI dan jadi Komandan Resimen dan Kastaf Divisi III
Priangan. Kemudian menjadi otak penyusunan struktur organisasi
militer di Jawa Barat yang kemudian jadi daerah Kodam
VI/Siliwangi.
Keahlian ini kemudian memindahkannya ke Sumatera, juga untuk
menyusun struktur organisasi. "Almarhum seorang yang tekun dan
pandai dalam soal konsepsi dan perencanaan," ujar bekas
Wapangab Jenderal (Pur) Sumitro yang datang melayat.
Jabatannya kemudian Kepala Staf Hankam, Sekjen Dewan Pertahanan
Keamanan Nasional, dan terakhir Wakil Ketua Dewan Pertimbangan
Agung. Almarhum juga pernah memimpin harian Berita Yudha.
Ayah 6 orang anak yang telah besar-besar ini juga pernah
menjabat Atase Militer di Perancis (1957-1961). Ia adalah kakak
kandung orang teater Rustandi Kartakusumah. "Almarhum terlalu
tekun bekerja dan melupakan kesehatan sendiri," ujar Ketua DPA
Idham Chalid.
Tempat istirahatnya terakhir, yang dipilihnya sendiri, adalah
Taman Pahlawan Cikutra, Bandung. Presiden Suharto dan Ny. Tien,
juga bekas Wakil Presiden Mohamad Hatta, Jenderal (Pur) A. H.
Nasution, Irjenbang Sudjono Humardani, dan beberapa menteri
datang melayat sebelum jenazah diterbangkan ke Bandung.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini