Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Lingkungan

Reaktor Yang Mencemaskan Nelayan

Pltn japan atomic power (jap) di jepang bocor. para nelayan tsuruga menderita kerugian karena teluk urazoko tercemar zat radio aktif. miti akan menuntut jap. (ling)

2 Mei 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PUSAT perdagangan ikan di pantai barat Pulau Honshu, Jepang, menjadi sepi. Para pedagang menolak kiriman ikan dari Tsuruga di Provinsi Fukui. Mereka khawatir ikan itu tercemar zat radioaktif, meski pejabat pemerintah menjamin kemurnian ikan itu. Menurut petugas koperasi nelayan di Tsuruga, kegiatan perdagangan setempat pekan lalu menurun sampai 90%. Bahkan pasaran di Osaka dan Kobe juga tertutup bagi ikan Tsuruga. Penghasilan para nelayan Tsuruga terancam putus, hingga mereka hendak menuntut pemerintah dan perusahaan Japan Atomic Power Co. (JAP) ke muka pengadilan atas kerugian yang mereka derita. Persoalannya memang bersumber pada reaktor pembangkit listrik bertenaga nuklir milik JAP itu. Reaktor itu -- kedua tertua di Jepang -- terletak di tepi Teluk Tsuruga, Laut Jepang, 360 km sebelah barat Tokyo. Pemerintah daerah Fukui menemukan baru-baru ini sebagian rumput laut dari Teluk Urazoko yang berdekatan tercemar zat radioaktif. Karenanya petugas JAP memeriksa limbah air dan endapan lumpur di mulut saluran dari reaktor ke Teluk Tsuruga. Ternyata tingkat pencemaran "luar biasa tingginya", kata petugas NREA (Natural Resources and Energy Agency). Badan Sumberdaya Alam dan Energi Jepang ini sebagian dari MITI (Ministry of International Trade and Industry). Kementerian Perdagangan Internasional dan Industri ini mengawasi pengelolaan semua reaktor nuklir di Jepang. Ditemukan 1 gram endapan lumpur berkadar 10 picocurie zat manganese-54 dan bahkan 61 picocurie zat kobalt-60. Kedua zat itu sangat radioaktif dan tingkat kadar itu jauh lebih tinggi ketimbang yang lazim pada contoh lumpur semacam itu, demikian jurubicara NREA. Menurut Kyodo, kantor berita Jepang, yang mengutip pejabat pemerintah daerah Fukui, kadar kobalt-60 yang ditemukan itu, 5000 kali lebih tinggi dari yang pernah ditemukan sebelumnya sekitar lokasi reaktor nuklir itu. Diduga air limbah reaktor itu bocor dari bangunan yang menampung bahan bakar yang berupa sampah radioaktif. "Efek terhadap tubuh manusia bisa gawat jika sempat sampah radioaktif itu menyebar ke seluruh teluk." Pemeriksaan itu sekaligus membongkar kecerobohan JAP itu. Ternyata diketahuinya kebocoran air limbah itu pada 8 Maret lalu, tapi tidak dilaporkannya kepada yang berwenang. Kebocoran itu terjadi akibat para pekerja lalai menutup salah satu katup pada tanki penyaring endapan zat radioaktif, bagian dari sistem penyimpanan sampah nuklir. Maka berpuluh ton air berkadar radioaktif melimpah dan memasuki perairan Teluk Tsuruga. Teluk itu sumber ikan yang amat kaya. Air yang tumpah itu -- diperkirakan mencapai 45 ton -- juga menggenangi sebagian lantai bangunan reaktor itu. Perusahaan itu mengerahkan sejumlah pekerja -- dengan pel dan ember plastik --mengeringkan kembali lantai itu. Kini sedikitnya 56 pekerja diduga keras terkena pengaruh zat radioaktif. PLTN itu ditutup sementara oleh Nuclear Safety Commission, badan resmi urusan keselamatan nuklir di Jepang. NSC mengetahui dari seorang pekerja bahwa awal tahun ini PLTN itu juga mengalami kebocoran tapi tidak melaporkannya. "Kebocoran itu akibat retakan sehalus rambut pada turbina," ungkap Fumio Amanao, kepala tim pengawas NSC. Berdasarkan Undang-undang kejadian itu harus segera dilaporkan kepada NSC. Menteri MITI, Rokusuke Tanaka, mengancam akan menuntut JAP karena kelalaian itu. Jika ternyata perusahaan itu melanggar Undang-undang, pimpinannya bisa dituntut hukuman maksimal 3 tahun kurungan penjara. Kejadian terakhir ini, menurut NSC terburuk dalam sejarah tenaga nuklir di Jepang. Penentang tenaga nuklir di Jepang ramai lagi bangkit. Sementara itu MITI memerintahkan pekan lalu pemeriksaan total atas semua 22 reaktor nuklir. Tindakan menyeluruh ini di Jepang pertama kali terjadi sejak pemeriksaan serupa menyusul kecelakaan reaktor nuklir Amerika di Three Mile Island, Maret 1979. "Ini tak boleh terulang lagi," ujar Menteri Tanaka tentang kebocoran di PLTN Tsuruga. Ketiga di Dunia Anehnya kejadian itu tidak mempengaruhi pemilihan walikota Kubokawa cho. Kembali terpilih Susumo Fujito yang mendukung sangat pembangunan reaktor nuklir di kotanya. Awal Maret, Fujito berhenti sebagai walikota akibat ia kalah dalam suatu referendum mengenai persoalan itu. Pekan lalu ia mengalahkan lawannya, Shigeo Nosaka. "Ini membuktikan betapa soal tenaga nuklir merupakan kontroversi yang tajam dalam masyarakat," komentar seorang ahli sosiologi di Jepang. Program pembangkitan listrik bertenaga nuklir di Jepang dimulai tahun 1966. Ketika itu JAP meresmikan reaktor nuklir pertama berkapasitas 166 MW di Desa Tokai, Provinsi Ibaraki, sebelah utara Tokyo. Reaktor milik JAP di Tsuruga yang ketahuan bocor pekan lalu itu diresmikan pemakaiannya di tahun 1970 dengan kapasitas 357 MW. Di sepanjang pantai sekitar Teluk Wakasa, termasuk Teluk Tsuruga dan Teluk Urazokoj bertaburan 9 reaktor nuklir dengan berbagai kapasitas. Semuanya bercokol di bagian selatan Provinsi Fukui. Dengan harga minyak bumi yang makin tinggi, cukup ambisius program tenaga nuklir di Jepang. Kecelakaan di Three Mile Island dua tahun lalu pernah menghambatnya tapi kini laju lagi pembangunannya. Menjelang akhir dasawarsa ini Jepang mengharapkan pembangkitan tenaga nuklir sebanyak hampir 51.000 MW, atau sekitar 22% dari kebutuhan listrik negeri itu. Kini kapasitas semua PLTN Jepang hampir mencapai 31.000 MW --mengisi sekitar 12% kebutuhan Iistrik negaranya. Dengan itu Jepang menempati urutan ketiga di dunia -- setelah Amerika Serikat dan Uni Soviet -- dalam besarnya pembangkitan listrik bertenaga nuklir.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus