"SEJAK 'nak Syamsul pacaran dengan anak saya, banyak tetangga
yang minta freepass untuk nonton bola," ujar ayah si gadis. Ia,
22 Februari lalu resmi jadi mertua Syamsul Arifin, 25 tahun,
pencetak gol dari kesebelasan Niac Mitra Surabaya. "Kebetulan
saya memang lagi menggemari dia," kata mertuanya lagi.
Istri Syamsul, mahasiswi IKIP PGRI Surabaya, bernama
Soemartiningsih. Ia juga seorang guru SD. Katanya, "sekarang
saya terpaksa suka" pada bola yang selalu dibawa suaminya. Kado
yang mereka terima pun, dari Niac Mitra, sebuah bola yang penuh
tanda tangan. Di antaranya tanda tangan pelatih A. Wenas dan
Coerver.
Syamsul tercatat sebagai pencetak gol satu-satunya ketika
kesebelasannya melawan Jayakarta (yang sebelumnya tak pernah
kemasukan bola dalam kompetisi Galatama 1980-81. Pada kompetisi
tahun sebelumnya, ia orang ke-2 yang paling banyak mencetak
gol, 17 biji -- di bawah Hadi Ismarto yang mencetak 20 gol. Dan
dalam perebutan Piala Aga Khan di Bangladesh ia mencetak tujuh
biji.
Gol boleh banyak, tapi anak, "nggak usah banyak. Yang sedang
saja," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini