"DIA ayah yang bertanggung jawab," ujar nyonya Istria Suwondo
yang berceritera tentang suaminya almarhum, dr Suwondo, bekas
Wakil Gubernur DKI Jakarta. Dokter pendiam dan bertubuh kecil
ini telah meninggal dunia 19 Maret yang lalu. Keluarganya
mengatakan bahwa semasa hidupnya, dr. Suwondo tidak pernah
mengeluh. "Malahan tidak ada yang tahu kalau almarhum menderita
kanker paru-paru," ujar Istri Suwondo lagi.
Aktif semenjak dulu dalam PNI, sampai hayatnya almarhum
memangku Ketua DPD-PDI Jakarta Raya. Almarhum juga jadi
anggota DPRD DKI dan anggota MPR utusan daerah.
Dibidang pendidikan, Suwondo duduk sebagai ketua Yayasan
Universitas Tarumanegara. Kegemarannya membaca cerita detektif,
selain tentu saja menelan habis buku-buku kedokteran.Di rumahnya
di jalan K.H Wahid Hasyim, Suwondo selalu
senang menanam bunga di kebunnya. Di tahun-tahun terakhir dari
hayatnya, almarhum kurang sekali nafsu makannya. "Apalagi
daging, selalu dijauhinya," ujar Istrinya lagi. Sehingga berat
tubuhnya yang terakhir tinggal 48 kg, untuk tinggi badan 165 cm.
Salah seorang anaknya berkata "Sulit untuk mengetahui Bapak
sedang marah, karena kami memang tidak pernah kena marah" Ayah
dari 9 orang anak dan kakek dari 12 orang cucu ini, lahir di
Temukus, Bali 65 tahun yang lalu. Salah seorang dari anaknya
yang berhasil jadi pengusahawan besar ialah ir. Siswono Suwondo
yang aktif di bidang real estate dengan nama perusahaan
besarnya PT Bangun Cipta Sarana.
Jenazahnya dikebumikan di Kendal, Jawa Tengah. Tapi sebelum
itu, satu jam setelah meninggal ahli warisnya mengikhlaskan
kedua mata almarhum diambil oleh Bank Mata untuk kemudian
diberikan kepada seorang yang buta. Semasa hidupnya, Suwondo
memang telah mencatatkan nama untuk kedua matanya tersebut.
Tampak hadir melawat antara lain Menteri Kesehatan Siwabessy,
Gubernur DKI Tjokropranolo, tokoh-tokoh PDI seperti TAM
Simatupang, Alexander Wenas, Hardjantho dan Usep Ranawijaya. Di
Gedung MPR telah dipasang bendera setengah tiang untuk
menghormatinya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini