SARDONO W. Kusumo kini sedang punya proyek terbesarnya. Proyek ini selalu diomongkan kepada siapa saja dengan bangga, dan sangat mempengaruhi gaya hidupnya. Sampai-sampai kehadirannya di Australia selama 10 hari sejak awal Maret lalu -- ia diundang nonton festival kesenian di Perth dan Adelaide -- pun terpengaruh sang proyek. Hampir tiap bangun tidur di hotelnya, ia mengaku baru saja memimpikan proyek itu. Dan gara-gara proyek terbesar itulah ia sampai membeli kaus ukuran anak-anak yang termahal. Proyek terbesar itu memang membesarkan anak. Sardono dan Amna, istrinya, kini memang sibuk momong Hani, nama anak mereka yang kini sekitar 20 bulan usianya. Adapun soal kaus itu, di Adelaide, dua hari sebelum pulang, ia mencari-cari oleh-oleh buat Hani. Tentu yang khas Australia, dan "yang tak begitu mahal". Masuklah ia ke toko swalayan Woollworth. Mula-mula dipilihnya handuk. "Wah, ternyata itu bikinan Cina," katanya kepada Bambang Bujono dari TEMPO, yang menyertainya selama di Australia. Akhirnya ketemu juga, kaus kutang kecil-kecil asli buatan negeri Aborigin. Ketika memilih-milih kaus itulah ia mencopot kaca mata minusnya -- tak jelas apakah untuk melihat harga kaus atau ukurannya atau gambarnya. Yang jelas, ketika ia pergi ke kasir, kaca mata itu tak dibawanya. Dan terlambat, sang kaca mata terpaksa ditinggalkan di Australia. Apa reaksi Sardono? Ia cuma bilang, "Itulah harga kaus anak-anak termahal di dunia."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini