AHAD pekan lalu adalah hari sial bagi bekas Gubernur Jawa Tengah H.M. Ismail, 66 tahun. Mobil barunya, Mercedes Baby Benz 300 keluaran 1993, peot jadi korban amukan massa pendukung kesebelasan sepak bola Yogya, PSIM. Sore itu, Ismail dan istri (disertai sopir), yang mengendarai mobil bernomor polisi H 3 YG itu, berada di Yogya. Di Jalan Timoho, mobil Ketua HKTI itu berpapasan dengan arak-arakan sepeda motor. "Saya kira itu arak-arakan pelayat. Karena itu, kami menepi." Ternyata, mereka adalah pendukung PSIM yang kecewa dan beringas. Melihat mobil bernomor polisi H (Semarang), rombongan paling depan langsung menggebuk mobil mulus Ismail dengan pentungan. Seseorang malah melemparkan batu. "Hidup PSIM, bubarkan PSSI, hancurkan PSIS Semarang!" teriak massa. Akibat kebrutalan itu, mobil Ismail lecet-lecet. Bahkan, bagian pintu belakang peot. "Untung mobil saya Mercy, tahan gebuk. Kalau saja bikinan Jepang, sudah hancur," komentar Ismail. Ia sendiri mengaku tenang. "Cuma, istri saya sempat gemetaran." Mengamuknya suporter PSIM itu karena mereka tak bisa menonton pertandingan PSIM melawan PSM Ujungpandang. Ini gara-gara PSIM mendapat hukuman PSSI bahwa pertandingannya sore itu melawan PSM Ujungpandang tidak boleh dihadiri penonton. Hukuman ini jatuh akibat kerusuhan pada hari sebelumnya, ketika PSIM melawan PSIS Semarang. Hukuman PSSI itu rupanya tak bisa diterima penggemar PSIM, dan mereka beringas menghajar mobil- mobil berpelat nomor Semarang. Akan menuntutkah Ismail? "Ah, tidak," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini