"ADA dua hal yang saya sukai di dunia ini, ngebut di jalan dan cewek cantik," ini kata Yngwie J. Mlamsteen, 26 tahun, gitaris kelahiran Swedia tapi sukses di Amerika. Jadi tidak suka musik? "Musik itu kegilaan saya," katanya. Yngwie bersama grupnya, pekan lalu, menggebrak Kota Solo dan Surabaya, dalam suatu pementasan yang sukses -- dan sedikit ricuh. Untuk urusan ngebut, pemuda lajang berambut pirang tergerai di bahu itu pernah semaput tidak sadarkan diri selama delapan hari. Ini gara-gara Jaguarnya yang dikemudikan dalam kecepatan tinggi tidak bisa dikontrol lagi. Akibatnya lumayan, tangan kanannya lumpuh selama dua bulan penuh. Untuk urusan cewek, ini pendapatnya ketika kakinya menginjak Bandara Adisumarmo, Solo, "Luar biasa, cewek Indonesia betul-betul menyimpan keindahan dalam setiap gerakan lembut yang mereka buat." Ia memang disambut gadis-gadis penari Gambyong dan dikalungi bunga. Sebagai gitaris, Yngwie memang kampiun. Dialah orang yang berhasil mengawinkan unsur musik klasik seperti Paganini dan Bach ke dalam napas rock. Oleh pengagumnya, ia pernah dijuluki sebagai King of Neo Classical Rock Guitar dan berada dalam peringkat kesepuluh gitaris terbaik dunia. Dari jemarinyalah lahir lagu-lagu Motherless, Fault Line, dan Demon Driver yang terdapat dalam album terbarunya, Aclipse. "Musik saya sangat mudah dimengerti dan digemari, karena penuh dengan daya tarik," kata Yngwie kepada Kastoyo Ramelan dari TEMPO.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini