USIA yunior, kemampuan senior. Ini yang rupanya terjadi pada Mia Audina. Cewek berusia 15 tahun ini, Sabtu dua pekan lalu, diumumkan masuk menjadi anggota tim Piala Uber 1994. Banyak yang terkejut, termasuk Mia sendiri. "Sungguh, saya tak menyangka bisa masuk," katanya. Masuknya Mia, menurut psikolog tim, Prof. Singgih Gunarsa, karena dalam latihan prestasinya cenderung meningkat. Di samping itu, memang ada soal lain. "Rekaman gambar Minarti Timur pasti sudah banyak dimiliki tim lain. Kalau rekaman Mia, kelihatannya kok tidak," kata Singgih. Kini Mia, pelajar SMP Ragunan ini, sibuk mempersiapkan diri. Dalam sehari ia berlatih enam jam. Capek? "Nggak, lama-lama kan jadi biasa." Mia mengenal badminton pertama dari orang tuanya. "Ketika itu, kalau main badminton, raketnya lebih panjang ketimbang badan. Jadi raketnya pasti kena dengkul," katanya. Ia mengikuti kejuaraan pertama kali ketika umurnya masih 5,5 tahun, dalam kejuaraan badminton anak-anak se-Jakarta Barat. Waktu itu ia menggunakan raket pinjaman. Setiap kali nampel bola, lututnya kena raket. "Saya jadi juara tiga. Tapi dengkul saya bonyok kena pukul raket," katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini