Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Pada bulan Ramadan, Alvin Adam mengaku tak terlalu laku sebagai pembawa acara. "Mungkin karena aku dikira Cina, padahal aku muslim," katanya sambil tersenyum. Toh, pria 43 tahun ini tak berkecil hati. Rezeki tetap mengalir lewat usaha katering yang ditekuninya selama dua tahun terakhir: Nasi Kebuli Cina Peranakan Arab. Dia memasarkan dagangan hasil racikan sendiri itu menggunakan sembilan BlackBerry dan memanfaatkan kekuatan media sosial.Selama bulan puasa, penjualan nasi kebulinya meningkat tiga kali lipat. Biasanya hanya laku 100 nampan, "Tapi pada bulan Ramadan pesanan mencapai 400 nampan sehari," katanya. Satu nampan nasi kebuli cukup untuk empat-lima orang. Pesanan tak hanya datang dari wilayah Jabotabek, tapi juga dari Bandung dan Yogyakarta. Untuk pesanan dari kota yang jauh, biasanya dia menggunakan jasa pengiriman cepat. Saking melimpahnya pesanan, Alvin turun tangan ikut mengantar beberapa pesanan di Jakarta dan sekitarnya. "Aku sangat bersemangat," ujarnya sambil tersenyum.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo