Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tokoh

Salah satu mungkin dari dia

Penyanyi, broery pesolima disebut sebagai biang keladi perceraian dt. husein dengan tengku anun zaharah. hubungannya dengan christine hakim biasa-biasa saja. (pt)

20 Oktober 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BROERY Pesolima, di sebuah pengadilan di Malaysia, disebut-sebut sebagai biang dari perceraian Datuk Dr. Husein dengan Tengku Anun Zaharah, anggota keluarga kerajaan Pahang, sebagaimana diberitakan Berita Buana. Betul begitu, Broer? "Saya tidak bisa kasih komentar apa-apa," elak penyanyi itu ketika ditemui di padang golf Rawamangun. "Saya tidak ada hubungan apa-apa dengan Tengku Anun," lanjutnya sambil menghirup teh hangat. Berkaos oblong biru muda dan celana blue jeans belel, Broery kemudian menjelaskan. Ketika ke Malaysia ta hun 1974, dia memang berkenalan dengan keluarga itu,dan Datuk Hussein pernah bilang, "wah Broer, isteri saya ini mungkin gila. Dia suka mendengarkan lagu-lagu kamu sannpai pagi!" Sebagai penyanyi terkenal, Broery menganggap hal itu sebagai sesuatu yang wajar saja. Juga kalau dia digemari perempuan. Cuma. "saya sendiri tidak mengerti kenapa hal itu dibesar-besarkan sekarang, padahal perceraian mereka itu terjadi empat atau lima tahun yang lalu," katanya. Lalu? "Ada d,ua alternatif," kata Broery lagi. "Saya merasa senang. Dihubung-hubungkan dengan keluarga bangsawan itu 'kan hebat? Atau saya menuntut, sebagai pihak yang dirugikan, sebab nama saya disebut-sebut dalam kasus perceraian mereka." Tapi pilihan kedua itu dianggapnya sia-sia, sebab Broery menduga Datuk Hussein-yang menurutnya memperoleh gelar 'Datuk' gara-gara kawin dengan Tengku Anun-itu hanya cari popularitas saja. Menurut Berita Buana, di pengadilan Tengku Anun menuntut uang sekitar Rp 120 juta dari bekas suaminya-yang menyebut bahwa bekas isterinya itu 'pengejar uang' dan ketika dulu dikawini cuma punya uang sekitar Rp 75 ribu, sebuah gelang dan sepasang anting-anting emas saja. Broery punya teori lain. Menurut dia, Datuk Hussein menjadi kaya justeru setelah perceraian itu terjadi, dengan kemungkinan selama menjadi anggota keluarga kerajaan dia memperoleh banyak fasilitas. Jadi adalah wajar kalau "Tengku Anun selalu menuntut kekayaan itu sebagai tunjangan dari bekas suaminya," kata Broery. Tapi betulkah Broery sering menelpon Tengku Anun? Broery lalu memberi misal. Dua bulan lalu dia ke Malaysia. Tapi tak bertemu dengan perempuan itu, dan "yang menelepon saya begitu banyak. Salah satunya mungkin dari dia. Mana saya tahu?" katanya. Namun toh Broery tahu, atau sempat mendengar kabar, bahwa Datuk Hussein belakangan ini berhubungan intim dengan isteri kedua saudara sepupu kakek Tengku Anun. Sementara itu, hubungan Broery dengan Christine Hakim, disebutnya "biasabiasa saja." Kenapa tidak menikah? Apa karena perbedaan agama? "Yang jadi persoalan bukan perbedaan agama, melainkan karena saya lelaki. Menurut hemat saya, kalau saya perempuan, saya akan mengikuti agama suami. Tapi saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa Christine harus mengikuti saya menjadi orang Kristen," katanya. "Tapi saya pernah minta kepadanya untuk menikah di catatan sipil. Dia tidak mau dan hanya bilang, biarlah Tuhan yang nanti menikahkan kita, katanya. Saya tidak mengerti apa maksudnya?" Broery pun jadi risau selalu. "Itu sebabnya belakangan ini saya sering golf dari siang sampai malam," katanya. "Habis bagaimana?"

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus