LEWAT proyektor, dua layar lebar di sisi atas panggung menampilkan beberapa gambar tentang Marissa Haque. Ada Marissa berlatih menari, ada dia memperoleh Piala Citra. Lalu terdengar narasi, tentang riwayat sukses artis ini. Sementara itu, yang jadi pokok acara cuma diam, menunduk di tengah panggung, disorot lampu spot. Ini bagian dari pergelaran Gempita Swara Maharddhika di Balai Sidang Senayan, pekan lalu. Yakni dalam acara memperkenalkan para anggota atau bekas anggota grup pimpinan Guruh Sukarno yang berprestasi. "Keberhasilan saya memang tak lepas dari Swara Maharddhika, walau saya cuma aktif sebagai penari tiga tahun," katanya. "Saya menjadi lebih percaya diri dan berdisiplin." Dua hal itulah, menurut dugaannya, yang mengantarkannya masuk ke dunia film. "Waktu saya dites pertama kali untuk membintangi sebuah film, saya tidak grogi dan akhirnya lulus." Dan bila Marissa tak ikut aktif dalam pergelaran ulang tahun ke-10 grup tersebut, ada sebab seriusnya. Di Yogyakarta, pekan lalu, baru ia mengaku kepada wartawan TEMPO Slamet Subagyo. "Saya lagi hamil, saya tak diperbolehkan banyak gerak," kata Nyonya Ikang Fawzi ini. Ke Yogya, itu bukan karena Marissa mengidam gudeg. Ia membintangi film Pondok Bu Broto (film ini diangkat dari serial Losmen TVRI) yang disutradarai oleh Wahyu Sihombing. Dalam film ini, walau Icha berperan sebagai gadis binal, ia tak banyak melakukan akting yang memerlukan tenaga. Pokoknya, aman. Kalau pengambilan gambar ditunda, mesti menunggu kelahiran bayinya. 'Kan aneh jika gadis binal itu bunting.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini