Tugiman Pencipta Sawah Plastik

SATU diantara empat orang insinjur Iulusan Fakultas Pertanian UGM, tetap bertahan dikota ketjil jang se-identik dengan namanja: Klaten. Tetapi apa sih hasil karjanja? Insinjur ini telah menemu- kan sesuatu jang baru untuk daerah lereng Merapi jang selalu dilanda kekeringan. Bekerdjasama dengan ahli-ahli pertanian Djepang, ia mentjiptakan sawah plastik. Namanja mendjadi terkenal, tetapi sambil menunduk dia mengatakan: "Ini djuga berkat djasa pers lho". Presiden Suharto mendjadi tertarik. Akibatnja uang bantuan empat setengah djuta rupiah datang, dan Tugiman-pun dapat mengembangkan sawah dan tandon air plastiknja. Semula dia bekerdja pada Pemda Klaten, dengan gadji honorer Rp 2.500 sebulan. "Kalau demikian, kapan saja dapat kawin?" gumam si insinjur jang sudah 27 tahun itu. Kemudian dia diangkat mendjadi anggota DPRDGR. "Lumajan", dengan uang sidang setiap kali 250 rupiah dan uang saku tetap 1.500 rupiah. Bagaikan orang naik tangga Ir Tugiman sekarang sudah mendjadi pegawai tetap pada Pemda Klaten. Gadji jang diterimanja tidak djauh beda walau djumlahnja sudah duakali lipat: dibawah 10.000 rupiah. Tetapi apa jang menjebabkan dia krasan tinggal diketa ketjil seperti Klaten ini? "Sudah krasan dan tjinta akan tugas saja", katanja. Mungkin ada dara Klaten jang memikat hatinja? Hanja senjum sebagai djawabannja. Konon dia akan kaul sesudah Pemilu ini. Apa? Insinjur jang penuh semangat kerdja inipun tjepat mendjawab "Kawin. Tetapi kalau Golkar menang". Dan kaul itupun bahkan bukan hal jang terlalu sulit untuk dilaksanakan.