INI kisah para menteri yang menjadi duta khusus, bertugas mengundang para kepala negara ke Konperensi Tingkat Tinggi Nonblok. Menteri Perdagangan Arifin Siregar, antara lain, menemui Presiden Irak Saddam Hussein. Ia mengaku berkesan, meski untuk ketemu tokoh itu harus sendirian dengan sejumlah teka-teki. Arifin sempat dibisiki seorang pengawal Saddam: "Presiden tak suka kalau tamunya duduk menyilangkan kaki." Arifin kemudian bercerita, "Dalam hati saya cuma bisa bilang, saya pun di Indonesia juga begitu. " Dalam pertemuan satu jam lebih itu, sekali-sekali Saddam mengecam Amerika. Buat Arifin, itu tak menjadi soal. Yang membuatnya repot justru perutnya yang belum diisi lantaran Arifin diterima mendadak. Celakanya, tak ada hidangan kue, yang ada hanya minuman. "Itu pun saya kira air jeruk, eh, ternyata Pepsi Cola. Buatan Amerika pula," kata Arifin sambil tertawa. Menteri P dan K Fuad Hasan, antara lain, menemui Presiden Libya Muammar Qadhafi. Pertemuannya di sebuah tenda sembari minum teh. "Kami duduk dalam jarak dekat, hanya dibatasi meja kecil," kata Fuad. Tak ada pengawalan ketat, kecuali seorang pengawal wanita, yang numpang lewat. Cantik? "Ya cantik, tapi galak," kata Fuad. Menko Polkam Sudomo, yang menemui Presiden Kuba Fidel Castro, belum pulang sampai Sabtu lalu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini