Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SETIAP malapetaka selalu menyimpan hikmahnya. Itulah keyakinan William Soeryadjaya, pendiri kerajaan bisnis PT Astra International. Tujuh tahun silam, ia harus melepas seluruh kepemilikannya atas perusahaan otomotif terbesar itu, yang ambrol terseret kasus Bank Summa—milik putra sulungnya sendiri, Edward Soeryadjaya, yang sekarat dicekik kredit macet dan utang Rp 2,6 triliun, pada 1992.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo