Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara

Tantangan Amando Lasabuda Raih Dana Riset Uni Eropa

Amando Lasabuda memenangi dana riset dari Eropa. Ia akan bekerja sama dengan para peneliti multinasional.

26 Maret 2023 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Amando Lasabuda. Dokumentasi Pribadi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Amando Lasabuda baru memenangi dana riset bersama 1.235 ilmuwan dengan nilai total Rp 4,2 triliun.

  • Ia menempuh pendidikan S-1 Geofisika di ITB, lalu S-2 dan S-3 di Norwegia.

  • Eksplorasi geologi dunia beralih dari sumber daya alam ke sumber daya terbarukan. 

Nama Amando Lasabuda mendadak kondang di Tanah Air. Musababnya, pria berusia 35 tahun itu berhasil memenangi dana riset dari Marie Sklodowska-Curie Actions (MSCA) Global Postdoctoral Fellowship oleh Badan Riset Eksekutif Eropa di Brussel, Belgia. Total, terdapat dana penelitian senilai 257 juta euro atau sekitar Rp 4,2 triliun yang diperebutkan ribuan peneliti Eropa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Amando, yang merupakan peneliti geologi di UiT The Arctic University of Norway, Norwegia, itu adalah satu dari 1.235 pemenang dana hibah penelitian tersebut. Adapun jumlah seluruh peserta yang mengajukan proposal adalah 7.044. Kepada Tempo, Amando sempat menjelaskan bahwa dana penelitian sebesar itu masih akan dibagi untuk 1.235 pemenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Di media ditulis judulnya menang hibah Rp 4,2 triliun, padahal itu total dana untuk semua pemenang tahun ini," kata Amando kepada Indra Wijaya dari Tempo lewat surat elektronik, Rabu lalu. Namun ia tidak bersedia menyebutkan nilai pembiayaan untuk risetnya. Alasannya, ia masih menunggu informasi pasti dari MSCA.  

Tentu saja tak mudah untuk mendapatkan dana riset tersebut. Selain itu, ini bukan baru pertama kali ia mengajukan proposal riset. Persiapannya juga tidak sebentar. "Masih sulit dipercaya bahwa anak Indonesia bisa menang dana riset prestisius Uni Eropa ini," ujarnya.

Amando bercerita tentang perjalanan kariernya menjadi peneliti geologi hingga proposal Bravo yang mendapat pendanaan riset nan besar. Amando juga bercerita mengenai keluarga kecilnya yang kini tinggal di Norwegia. Berikut ini wawancara Tempo dengan Amando Lasabuda.

Bagaimana cerita Anda mengajukan program Marie Curie? Apa saja tantangannya? 

Marie Sklodowska-Curie Actions (MSCA) Postdoctoral Fellowship ini merupakan program lanjutan bagi yang memiliki gelar S-3 dalam rentang delapan tahun setelah kelulusannya, tanpa membedakan latar belakang negara asal, untuk melakukan penelitian di Uni Eropa selama dua tahun. Sedangkan MSCA Global Postdoctoral Fellowship diperuntukkan bagi siapa saja yang memiliki gelar S-3 dalam rentang delapan tahun setelah kelulusannya. Kemudian harus berdomisili di Eropa, tanpa membedakan latar belakang negara asal, untuk melakukan penelitian di luar Uni Eropa dua tahun dan kembali ke Uni Eropa satu tahun. Melihat peluang itu, walau saya dengar sangat sulit untuk mendapatkannya, saya pun mencoba peruntungan dalam program Marie Curie ini. 

Apakah langsung tembus?

Saya dua kali mengajukan program ini. Saya mengajukan aplikasi pertama pada 2021, kemudian gagal. Lalu mengajukan lagi pada 2022 dan pengumuman hasilnya pada 2023. Hasilnya sukses.  

Berapa lama Anda menyiapkannya?

Persiapan proposal untuk penyerahan yang pertama kurang-lebih empat bulan, fulltime. Revisi proposal untuk penyerahan kedua kurang-lebih tujuh bulan, paruh waktu bersama kegiatan lain.

Apa tantangannya?

Tantangan utama Marie Curie adalah persaingan yang sangat ketat, dengan nilai kelulusan yang sangat tinggi setiap tahun. Jadi, kami berupaya mendapatkan nilai proposal setinggi-tingginya.

Apakah Anda merasa kemenangan ini sebagai kejutan?

Ketika saya mendapat kabar dari kantor European Research Executive Agency di Brussel, Belgia, bahwa saya menang program ini, saya pun sangat senang dan bersyukur atas capaian ini. Masih sulit dipercaya bahwa anak Indonesia bisa menang dana riset prestisius Uni Eropa, MSCA Global Postdoctoral Fellowship.

Apa yang Anda lakukan setelah menjadi salah satu pemenang program Marie Curie? 

Hal yang saya lakukan kemudian adalah proses administrasi dari Uni Eropa berupa penandatanganan grant agreement (perjanjian dana hibah penelitian), kontrak-kontrak, surat kemitraan, dan lain-lain. Semua hal itu dibantu Tim Spesialis EU di University of Oslo.

Apa itu Barents Sea Evolution (Bravo) yang Anda usulkan dalam program Marie Curie?   

Bravo (Barents Sea Evolution) ini akan menginvestigasi paleogeografi Laut Barents di wilayah Arktik dan transportasi sedimennya dari area asal batuan ke area pengendapan atau source-to-sink sejak periode Cenozoic atau 66 juta tahun silam.

Metode yang akan kami pakai adalah numerical modelling dengan menggunakan input dari data seismik, data sumur eksplorasi, data gaya berat, data magnetik, serta akan dikalibrasi dengan lingkungan pengendapan dari data sumur tersebut dan observasi morfologi data seismik itu. Saya akan bekerja sama dengan peneliti-peneliti multinasional dari The University of Sydney, Australia, dan University of Oslo, Norwegia.

Amando Lasabuda. Dokumentasi Pribadi

Bagaimana perjalanan Anda menjadi staf pengajar di Departemen Geosains Universitas Arctic Norwegia? 

Saya sudah lebih dari 10 tahun tinggal di Norwegia. Perjalanan saya dimulai dari sekolah S-2 di University of Bergen, lalu bekerja di perusahaan migas Norwegia, kemudian sekolah S-3 di UiT The Arctic University of Norway. Selanjutnya menjadi anggota staf peneliti dan dosen di UiT, yang disponsori program Akademia, beasiswa dari UiT dan perusahaan migas Norwegia. Saya sekeluarga sempat tinggal di Inggris hampir satu tahun saat menjadi peneliti tamu di Royal Holloway University of London (2022-2023).

Bagaimana perjalanan karier dan studi Anda di bidang geologi?

Saya sekolah S-1 di jurusan teknik geofisika Institut Teknik Bandung (2006-2010), tempat saya belajar tentang ilmu bumi dari sudut pandang keilmuan geofisika. Jadi, saya lebih banyak belajar metode-metode geofisika, pengumpulan dan pengolahan data geologi bawah permukaan, serta tool atau teknik pemetaan yang cocok untuk diaplikasikan ke eksplorasi migas. 

Di tingkat S-2, sekitar 2011-2013, saya ingin mendalami bagaimana cara menginterpretasi data geologi dan geofisika tersebut. Kemudian saya mengambil spesialisasi di bidang sedimentologi dan berfokus pada interpretasi data seismik geomorfologi. Pada saat bekerja di perusahaan migas Norwegia sekitar 2013-2014 sebagai exploration geologist, saya berkesempatan menerapkan ilmu geologi dan geofisika di bidang eksplorasi migas di wilayah Norwegia (North Sea, Norwegian Sea, dan Barents Sea).

Lalu?
Lanjut di jenjang S-3, sekitar 2015-2018, saya memperluas sudut pandang dengan belajar geologi regional. Hal ini menggunakan data seismik dan sumur serta diaplikasikan di Laut Barents, wilayah Arktik Norwegia. Pendidikan S-3 saya merupakan bagian dari program riset strategis nasional Norwegia bernama ARCEx (2014-2022), yang bertujuan mengeksplorasi sumber daya alam di wilayah Arktik. Saya berhasil menyelesaikan pendidikan S-3 dalam waktu tiga tahun dan menjadi lulusan pertama di pusat penelitian tersebut.

Kemudian saya mendapat kesempatan menjadi staf peneliti serta pengajar di UiT, dan saya memperdalam teknik numerical modelling. Teknik ini bertujuan mensimulasi proses geologi dengan parameter-parameter yang terukur dan dikalibrasi dengan data geologi bawah permukaan. 

Apa saja hal menarik di bidang geologi bagi Anda?

Sebagai geolog, sering kali kami bekerja dengan data terbatas, apalagi ketika mengeksplorasi frontier area atau daerah perbatasan. Artinya, kami perlu kreatif dalam menginterpretasi data dan mengaplikasikan ilmu yang sudah kami pelajari. Di situlah letak menariknya di bidang geologi.

Bagaimana perkembangan ilmu geologi di dunia dan di Indonesia saat ini? 

Pengaplikasian geologi di dunia saat ini sedang terjadi pengembangan, dari awalnya berorientasi pada eksplorasi sumber daya fosil menjadi ke arah sumber daya terbarukan. Pada era transisi energi ini, setidaknya di ranah riset yang saya ketahui, ilmu geologi banyak diterapkan ke arah carbon storage atau penyimpanan karbon, karakterisasi fondasi untuk offshore wind turbine, dan penerapan metode kecerdasan buatan untuk optimalisasi data geologi. 

Topik-topik ini juga berkaitan dengan climate change untuk mengurangi emisi karbon dunia demi mencapai target titik nol. Di Norwegia sendiri, ada pengembangan fokus ke arah eksplorasi mineral di dasar laut. Mineral-mineral ini akan digunakan untuk bahan baku baterai mobil listrik. Untuk spesifik ilmu geologi di Tanah Air, bisa ditanyakan ke ahli geologi di Indonesia yang tahu lebih detail perkembangannya.

Amando Lasabuda bersama keluarga. Dokumentasi Pribadi

Bagaimana cerita Anda berkeluarga dan tinggal di luar negeri? 

Istri saya, Alifa Shabrina, adalah profesional di bidang digital marketing dan UI/UX design lulusan S-1 dari Sekolah Bisnis dan Manajemen ITB dan S-2 dari Vrije Universiteit, Amsterdam. Ia sempat bekerja di perusahaan startup di Amsterdam. Setelah tinggal di Belanda selama lima tahun, Alifa menikah dengan saya, lalu pindah ke Norwegia, kemudian kami dianugerahi seorang putra bernama Alvar Lasabuda yang lahir di Kota Tromsø.

Bagaimana suka-duka tinggal jauh dari keluarga besar di Indonesia? 

Jauh dari keluarga besar sungguh menjadi tantangan untuk keluarga kecil kami dan saya yakin itu juga dialami para diaspora Indonesia di luar negeri. Sering kali momen Lebaran atau momen-momen personal, seperti ulang tahun dan kelulusan sekolah, dilalui via video call dengan keluarga terdekat.

Bagaimana kehidupan di negara Skandinavia seperti Norwegia?

Norwegia merupakan negara dengan sistem kesejahteraan yang baik. Artinya, keperluan dasar, seperti pendidikan, sekolah, dan kesehatan, bisa dibilang gratis. Cuti yang berkaitan dengan kelahiran anak di Norwegia juga cukup panjang, hampir satu tahun, dan tidak hanya untuk sang ibu. Sang ayah juga mendapat cuti kelahiran, cuti berbayar, sekitar empat bulan. Cuti berbayar ini ditanggung negara. Ada juga bantuan tunai dari negara untuk bisa bertahan hidup ketika seseorang kehilangan pekerjaan.

Bagaimana biaya hidup di sana?

Norwegia juga terkenal dengan biaya hidup yang mahal dan pajak yang tinggi. Namun pendapatan yang sesuai di semua tingkat pekerjaan dapat mencukupi hidup yang layak di sini dan didukung layanan-layanan tersebut di atas.

Apa hobi Anda?

Hobi saya adalah travelling. Saya sudah bepergian ke berbagai negara. Perjalanan ini dilakukan saat liburan atau urusan pekerjaan. Saya sangat menikmati melihat lanskap suatu kota, perbedaan alam, musim, kuliner tradisional, sistem tata kota, transportasi, dan kultur penduduk suatu kota atau negara. Namun pada akhirnya travelling itu bukan soal ke mana kita pergi, tapi dengan siapa dan bagaimana kita menghargai waktu bersama orang-orang yang dicintai.


BIODATA

Nama: Amando Lasabuda
Lahir: Jakarta, 10 November 1987
Usia: 35 tahun
Karier: peneliti geologi

Pendidikan
- BSc (S-1) Geophysical Engineering, Institute Technology Bandung, Indonesia (2006-2010)
- MSc (S-2) Petroleum Geoscience, University of Bergen, Norwegia (2011-2013)
- PhD (S-3) Geology, UiT The Arctic University of Norway, Norwegia (2015-2018)
- Visiting PhD, Alfred Wegener Institute, Bremerhaven, Jerman (2017)

Pekerjaan 
- Exploration geologist Rocksource ASA, Bergen, Norwegia (2013-2018)
- Visiting researcher (peneliti tamu) The Royal Holloway University of London (2022-2023)
- Researcher UiT The Arctic University of Norway, Norwegia (2018-2023)


Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus