Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Wawancara
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional Laksana Tri Handoko:

Berita Tempo Plus

BRIN Membutuhkan Dukungan Politik

Setelah tiga tahun menjadi Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Laksana Tri Handoko mengemban tugas baru. Ilmuwan lulusan Jepang ini diangkat sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) oleh Presiden Joko Widodo. Handoko mendapat mandat mengintegrasikan lima lembaga riset nasional, yakni LIPI, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), serta Lembaga Biologi Molekuler Eijkman. Ia juga diminta mengatasi ketertinggalan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, menciptakan kemandirian teknologi, serta berfokus pada eksplorasi untuk ekonomi digital, green economy, dan blue economy. Seperti yang telah dilakukannya di LIPI, ia akan melanjutkan upaya memulangkan para peneliti yang berdiaspora untuk memperkuat BRIN. Handoko mengatakan BRIN juga membutuhkan dukungan politik untuk mewujudkan riset sebagai salah satu pilar utama ekonomi nasional.

22 Mei 2021 | 00.00 WIB

Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko di Gedung BBPT, Jakarta, Selasa (11/5/2021). TEMPO/Tony Hartawan
Perbesar
Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional, Laksana Tri Handoko di Gedung BBPT, Jakarta, Selasa (11/5/2021). TEMPO/Tony Hartawan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ringkasan Berita

  • Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan riset menjadi salah satu pilar utama ekonomi nasional sehingga memerlukan dukungan politik.

  • BRIN akan menarik sebanyak-banyaknya talenta unggul yang tersebar di banyak negara.

  • Menurut Handoko, riset tidak perlu ada di semua tempat.

SEJAK dilantik sebagai Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) pada 28 April lalu, Laksana Tri Handoko segera berkonsolidasi. Saban hari, baik secara tatap muka maupun virtual, ia menyambangi para pejabat dan pegawai lembaga-lembaga riset utama untuk menjelaskan ihwal BRIN yang menjadi badan riset tunggal di Indonesia. "Banyak yang menanyakan, ‘Ini nanti kita jadi gimana, sih’," kata Handoko, 53 tahun, dalam wawancara khusus dengan Tempo di Lantai 24 Gedung B.J. Habibie, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta Pusat, Selasa, 11 Mei lalu.

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Mahardika Satria Hadi

Menjadi wartawan Tempo sejak 2010. Kini redaktur untuk rubrik wawancara dan pokok tokoh di majalah Tempo. Sebelumnya, redaktur di Desk Internasional dan pernah meliput pertempuran antara tentara Filipina dan militan pro-ISIS di Marawi, Mindanao. Lulusan Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus