Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dua kali datang ke perusahaan teknologi Apple di San Jose, California, Amerika Serikat, dua kali pula Yuma Soerianto mencuri perhatian dalam Worldwide Developers Conference. Pertama pada tahun lalu, ia menjadi pemenang beasiswa termuda dalam ajang itu. Kedua, pada awal pekan ini, ia kembali menjadi peserta termuda.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yuma, 11 tahun, mulai mempelajari bahasa pemrograman atau coding sejak berusia 6 tahun. Berawal dari rasa bosan akan tayangan di televisi, Yuma yang sudah delapan tahun terakhir tinggal di Australia bersama orang tuanya, kemudian mulai mempelajari coding dan membuat sejumlah aplikasi dengan dibantu ayahnya. Total ada delapan aplikasi permainan diciptakan oleh pengembang aplikasi muda ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berkat capaiannya di usia belia itu, Yuma pernah diundang menjadi pembicara dalam pergelaran World Youth Forum 2017 di Mesir. Ia juga membuat channel YouTube bernama Anyone Can Code untuk membagikan ilmu pemrograman yang ia kuasai. Channel-nya sudah memiliki 8.000 subscriber. Beberapa penontonnya adalah pemenang beasiswa dalam ajang WWDC tahun ini.
Melalui surat elektronik, Yuma menjawab pertanyaan wartawan Tempo, Diko Oktara, di sela kegiatannya dalam WWDC 2018 yang berlangsung pada 4-8 Juni. "Saya berharap bisa mengubah dunia menjadi lebih baik lewat teknologi," katanya, Kamis lalu. Berikut ini cuplikan wawancara dengannya.
Bagaimana rasanya kembali mengikuti Worldwide Developers Conference tahun ini dan kembali menjadi peserta termuda?
Sangat gembira bisa bertemu dan berkenalan dengan teman-teman baru dalam ajang WWDC 2018, juga dengan teman-teman lama di sini.
Apa yang ingin kamu pelajari dari ajang itu?
Banyak. Teknologi seperti ARKit (augmented reality pada sistem operasi iOS milik Apple) dan CoreML (machine learning) menarik dan berguna. Pada tahun ini saya terkesan dengan teknologi ARKit 2.0 multiplayer.
Apa yang membedakan ajang tahun ini dan tahun sebelumnya?
Semua aplikan harus membuat proyek pemrograman (coding) di Swift Playground. Tahun ini proyek saya memakai teknologi augmented reality. Apple kemudian memilih 350 pemenang dari ribuan aplikan. Tahun ini terasa lebih berat karena saya pernah menang pada tahun lalu dan pihak Apple mau memberi kesempatan kepada orang lain untuk beasiswa ini. Saya hanya membawa aplikasi yang saya buat.
Kamu kembali bertemu dengan CEO Apple, Tim Cook. Apa saja yang kalian bicarakan?
Beliau masih mengingat saya. Tim Cook mengatakan dia merasa sangat gembira karena saya bisa kembali datang ke WWDC tahun ini.
Tim Cook juga pernah memuji aplikasi yang kamu ciptakan di dalam perjalanan menuju Amerika Serikat?
Tahun lalu saya membuat aplikasi untuk menghitung pajak dan kiat berbelanja di Amerika Serikat. Tahun ini saya juga membuat aplikasi di dalam pesawat saat menuju ke Amerika Serikat. Kali ini, saya membuat aplikasi travel guide untuk perjalanan saya selama di Amerika Serikat.
Apa benar kamu pernah bertemu dengan Michelle Obama?
Iya, benar. Saya bertemu Michelle Obama dalam acara ini. Saat itu, beliau mengisi ceramah. Beliau sangat baik dan memberi inspirasi kepada semua orang.
Apa yang menyebabkan kamu tertarik dengan coding?
Tak seperti yang banyak orang kira, coding tak sulit dan bisa menjadi sesuatu yang sangat menyenangkan. Saya berpikir bahasa pemrograman akan sangat berguna pada masa depan.
Dari mana kamu belajar coding?
Saya belajar melalui kelas-kelas online seperti di iTunes U sejak umur 6 tahun. Alasannya saat itu masih jarang ada kelas coding untuk anak-anak. Jika pun ada, (levelnya) masih terlalu mudah.
Sudah berapa aplikasi yang kamu ciptakan?
Delapan untuk iPhone, iPad, dan Apple Watch. Ada pula aplikasi web yang bisa dilihat di website saya, www.madebyyuma.com.
Apa saja kesulitan yang kamu alami saat membuat aplikasi dan siapa yang membantu kamu?
Biasanya kesulitan di programming bug, dan mengartikan teknologi baru. Sebagai pionir, aplikasi saya memakai teknologi yang paling baru seperti augmented reality, jadi tidak banyak orang yang bisa membantu saya karena mereka juga belum ahli di bidang ini. Biasanya, saya cari solusi sendiri.
Apa benar ayah kamu juga ikut membantu?
Ayah saya ahli desain, jadi dia membantu dengan memberi aset grafis yang bisa saya pakai di aplikasi saya. Jika dirata-ratakan, lama pengerjaan satu aplikasi bisa memakan waktu 1-3 bulan. Keluarga saya juga menjadi tester versi beta aplikasi saya. Mereka mencoba membantu apakah ada bug di aplikasi saya. Saat menciptakan aplikasi pertama kali, saya merasa sangat bangga karena itu hasil jerih payah saya.
Kenapa kamu tertarik membuat aplikasi berbasis augmented reality?
Augmented reality akan menjadi cara memandu manusia berinteraksi dengan komputer pada masa depan. Saat itu terjadi, keyboard dan mouse sudah ketinggalan zaman.
Sebagai anak berusia 11 tahun, bagaimana cara kamu membagi waktu?
Saya tidak menekuni coding setiap hari. Jadi masih ada banyak waktu untuk bermain bersama teman-teman. Saya memiliki hobi yang sama seperti anak-anak biasa.
Apa saja hobi kamu?
Saya suka menonton film. Saya senang bermain game, saya juga gemar berolahraga. Saya juga ikut kegiatan taekwondo sejak berumur 5 tahun. Saya menyukainya karena bisa melatih disiplin. Saya masih sempat melakukan ini semua.
Apa alasan kamu membuat channel YouTube dan membagikan ilmu yang kamu miliki?
Saya mengalami bagaimana sulitnya mempelajari bahasa pemrograman seorang diri. Makanya, saya berharap bisa membantu orang lain dengan membuat pengajaran yang mudah dimengerti. Ada beberapa pemenang beasiswa dari WWDC 2018 yang berterima kasih kepada saya karena mereka belajar dari saya, dan memenangi beasiswa.
Kamu juga pernah diundang menjadi pembicara dalam World Youth Forum. Apa yang kamu bicarakan di sana?
Saya berbicara tentang teknologi dan kisah-kisah mengenai diri saya sendiri. Pada ajang World Youth Forum itu, saya mendapatkan kesempatan bertemu dengan Presiden Mesir, Abdul Fattah Al-Sisi.
Apa cita-cita kamu di masa depan?
Saya berharap dapat membuat dunia lebih baik lagi melalui teknologi dan aplikasi.
Apa kamu ada niat berkunjung ke Indonesia dan memberi pelatihan tentang pemrograman kepada anak-anak muda?
Sampai saat ini belum ada rencana. Tapi jika ada pihak yang mengundang saya datang, boleh-boleh saja. Saya sudah beberapa kali mengajar coding workshop di Australia dan Singapura.
Punya tip agar anak-anak muda Indonesia cepat menguasai coding?
Mempelajari coding itu membutuhkan kesabaran. Jadi sebaiknya jangan gampang menyerah saat mempelajarinya.
Biodata
Nama: Yuma Soerianto
Lahir: Singapura, 2006
Orang tua: Hendri Soerianto dan Dollies Halim
Aplikasi:
- Kid Calculator
- Weather Duck
- Weather Duck Apple Watch
- Pocket Poke for Pokemon
- Hunger Button
- Fireworks Builder AR
- Let's Stack
- Let's Stack AR
DIKO OKTARA
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo