Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font face=arial size=1 color=brown><B>Berharap Keringat Buruh</B></font><BR />Partai Buruh memasang target 2,5 persen suara.

Serikat Buruh Sejahtera Indonesia menjadi pilar.

30 Maret 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nomor buntut tak selalu tak patut. Ketua Umum Partai Buruh, Muchtar Pakpahan, justru mengincar nomor buntut. Menurut dia, di tengah kerumunan 44 partai peserta Pemilihan Umum 2009, nomor urut terakhir justru memberikan keuntungan.

"Dalam simulasi, kalau tidak nomor satu, selalu nomor terakhir yang dicoblos," kata Muchtar, pekan lalu. Seorang teman juga membisikkan ke Muchtar bahwa di dunia judi toto gelap alias togel angka 44 berarti anak nakal. "Ya, cocoklah, Ketua Komisi Pemilihan saja bilang, Ketua Partai Buruh itu anak nakal," ucap Pakpahan.

Partai Buruh ini hampir saja "lewat" dari Pemilu 2009 karena dalam pemilihan lima tahun lalu hanya mendapat jatah suara 0,7 persen sehingga tidak memenuhi batas electoral threshold. Mereka bisa ikut kembali berlaga dalam pemilihan pada 9 April nanti setelah bersama-sama tiga partai kecil lain-Partai Merdeka, Partai Persatuan Nahdlatul Ummah Indonesia, Partai Sarikat Indonesia-menggugat ke Mahkamah Konstitusi dan dikabulkan.

Dalam pemilihan kali ini Muchtar pasang target tinggi. "Minimal 2,5 persen," katanya. Dengan nada yakin dia mengatakan dalam pemilu lima tahun lalu, Partai Buruh (waktu itu Partai Buruh Sosial Demokrat) mestinya bisa meraup 5 persen suara jika tak dicurangi.

Walaupun dicurangi, menurut dia, dalam Pemilu 2004 Partai Buruh masih bisa mendapat 83 kursi di DPRD tingkat II dan sembilan posisi di DPRD tingkat provinsi. Provinsi Papua, Papua Barat, dan Sumatera Utara menjadi daerah yang diandalkan sebagai kantong suara.

Muchtar berhitung, dari anggota Serikat Buruh Sejahtera Indonesia, Partai Buruh minimal bisa mendapat 1,7 juta. Ini berdasar jumlah anggota organisasi yang didirikan Muchtar tersebut pada 2003. Ini belum ditambah dari Paguyuban Korban Orde Baru. Beberapa tokoh paguyuban seperti Ilham Aidit menjadi calon legislator dari partainya. Kali ini, kata Muchtar, kalau cuma 2,5 persen harusnya bukan soal sulit.

Isu perburuhan menjadi "jualan" mereka untuk meraup suara kelompok pekerja. Hampir semua calon legislator Partai Buruh berasal dari kelas buruh. "Ada beberapa pengusaha kelas menengah, tapi tak ada pengusaha besar," kata Muchtar.

Salah satu target utama partai ini, jika berhasil duduk di Senayan, adalah mencabut undang-undang ketenagakerjaan. Peraturan ini, ujar Muchtar, memberikan legalitas bagi sistem buruh kontrak dan outsourcing. Bahkan, seperti dalam brosur-brosurnya, Muchtar memberikan janji yang sungguh muluk: Partai Buruh menang, pengangguran nol. l

Partai Buruh

Nomor Urut: 44

Berdiri: 1 Mei 2001-Partai Buruh Sosial Demokrat

Ketua Umum: Muchtar Pakpahan, mantan Ketua Umum Serikat Buruh Sejahtera Indonesia

Perolehan suara Pemilu 2004: 0,58 persen

Prediksi perolehan suara Pemilu 2009:

  • LP3ES-CSIS-LIPI: 0,1 persen
  • LSN: 0,1 persen

    Partai Sarikat Indonesia

    Nomor Urut: 43

    Berdiri: 17 Desember 2002, hasil fusi delapan partai

    Ketua Umum: Mardinsyah

    Tokoh: Rahardjo Tjakraningrat, Jumhur M. Hidayat

    Perolehan suara Pemilu 2004: 0,7 persen

    Prediksi perolehan suara Pemilu 2009:

  • LIPI, CSIS, LP3ES, Puskapol UI: 0,1 persen

    Partai Kedaulatan

    Nomor Urut: 11

    Berdiri: 4 Oktober 2006

    Ketua Umum: Ibrahim Basrah, mantan Ketua DPD Partai Demokrat Maluku Utara dan anggota DPRD Maluku Utara dari PPP

    Prediksi perolehan suara Pemilu 2009:

  • LIPI, CSIS, LP3ES, Puskapol UI: 0,0 persen
  • Lembaga Survei Nasional: 0,2 persen

    Partai Perjuangan Indonesia Baru

    Nomor Urut: 10

    Berdiri: 23 September 2002-Partai Indonesia Baru

    Ketua Umum: Nurmala Kartini Sjahrir

    Tokoh/pendiri: Sjahrir, Rocky Gerung, Fikri Jufri, Sabam Siagian

    Perolehan suara Pemilu 2004: 0,59 persen

    Prediksi perolehan suara Pemilu 2009:

  • LIPI, CSIS, LP3ES, Puskapol UI: 0,1 persen
  • Lembaga Survei Nasional: 0,1 persen
  • Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    Image of Tempo
    Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
    • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
    • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
    • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
    • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
    • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
    Lihat Benefit Lainnya

    Image of Tempo

    Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

    Image of Tempo
    >
    Logo Tempo
    Unduh aplikasi Tempo
    download tempo from appstoredownload tempo from playstore
    Ikuti Media Sosial Kami
    © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
    Beranda Harian Mingguan Tempo Plus