Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

<font face=arial size=1 color=#FFCC00><B>Kaledoskop 2009 </B></font><BR />Internasional

21 Desember 2009 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Gaza Tercabik Perang

Delapan puluh delapan jet Israel menderu di langit Gaza. Tiga puluh menit kemudian, ratusan roket memuntahkan petaka. Pada hari pertama agresi Israel di ujung 2008 itu, 230 warga Palestina, sebagian di antaranya anak-anak, tewas. Gaza berduka.

Selama tiga minggu kemudian, serangan pasukan udara, laut, dan darat Israel mencabik-cabik wilayah berpenduduk satu setengah juta jiwa itu. Target serangan brutal itu: Hamas, yang dianggap Israel bertanggung jawab atas serangan mortir ke wilayah mereka. Hamas melawan. ”Kami menolak mati hina tanpa perlawanan,” ujar seorang penduduk Kota Gaza.

Seruan Perserikatan Bangsa-Bangsa agar agresi secepatnya dihentikan tak digubris. Israel baru menghentikan serangan pada 18 Januari. ”Kami telah meraih semua tujuan perang,” kata Perdana Menteri Ehud Olmert. Sebanyak 1.985 warga Palestina tewas—545 orang di antaranya perempuan dan anak-anak—20 ribu bangunan hancur, dan 50 ribu orang kehilangan tempat tinggal. Gaza remuk redam.

foto: AP Photo/Khaled Omar, Abdalrahem Khateb

Pemilu Membelah Negeri Mullah

PEMILU 12 Juni lalu sejatinya amat istimewa. Lebih dari 85 persen penduduk Iran memberikan suara. Semua berjalan tanpa cacat sampai surat suara yang terkumpul mulai dihitung. Dan kubu reformis Mir Hossein Mousavi menembakkan sebuah kejutan. Bekas perdana menteri itu memproklamasikan kemenangannya.

Menjelang tengah malam, giliran Mahmud Ahmadinejad menyatakan kemenangannya yang gilang-gemilang. Ia menyabet 63 persen suara, meninggalkan Mousavi, yang hanya mengumpulkan 34 persen suara. Hasil ini dianggap sah dan Ahmadinejad kembali ke tampuk kekuasaannya.

Gelombang demonstrasi muncul di mana-mana. Kubu Mousavi, yang didukung orang muda dan kaum menengah perkotaan, menolak hasil pemilu dan menuntut pemilu ulang. Iran pun mulai terperangkap dalam lingkaran kekerasan.

foto: REUTERS/Ahmed Jadallah, AP Photo/Khaled Omar, BEN CHURTIS

Tersungkur di Tanah Mindanao

LADANG pembantaian itu terletak di perbukitan Datu Ampatuan, Provinsi Maguindanao, wilayah Mindanao, Filipina. Sebanyak 57 mayat ditemukan terkubur di tanah dangkal. Darah masih mengalir pada beberapa korban kala tentara mengangkat jenazah dari gundukan yang belum selesai ditimbun.

Korban yang terdiri atas anggota keluarga politikus lokal Ishmael Mangudadatu dan 22 wartawan itu ditangkap saat kendaraan yang mereka tumpangi melintas di wilayah tersebut, Senin pekan ketiga November. Mereka diikat dan dibariskan sebelum diberondong senjata.

Persaingan politik diduga kuat menjadi motif utama pembunuhan keji itu. Andal Ampatuan Junior, otak pembunuhan itu, merupakan salah satu calon pesaing Ishmael dalam perebutan kursi Gubernur Maguindanao pada pemilu Mei tahun depan.

foto: REUTERS/Erik de Castro

Setelah Suara Tergerus

Untuk pertama kali kekuasaan partai terbesar Malaysia, UMNO, tergerus lebih dari 50 persen di parlemen. Oposisi yang dipimpin Anwar Ibrahim menguasai 5 dari 13 negara bagian. Perdana Menteri Abdullah Badawi pun terpaksa lengser dan digantikan Najib Razak pada April lalu.

Di kursinya yang baru, Najib mendapat ujian pelik di Negara Bagian Perak. Barisan Nasional dan Pakatan Rakyat saling sikut memperebutkan Menteri Besar Perak. Sidang pembukaan parlemen di negara ini pun berlangsung rusuh. Anggota parlemen baku pukul.

Najib berusaha menjawab keraguan publik terhadap kepemimpinannya. Ia membebaskan 13 orang yang ditahan berdasarkan Akta Keamanan Dalam Negeri (ISA), membuka komunikasi dengan publik melalui Facebook dan Twitter. Namun popularitasnya hingga akhir tahun masih rendah.

foto: AP PHOTO/Vincent Thian

Merangkul Dunia Islam

Komite Nobel menyebutnya ”orang yang mampu memberikan harapan pada masa depan dunia yang cerah”. Orang yang kemudian meraih Nobel Perdamaian 2009 itu, Barack Obama, Juni lalu menyampaikan pesan perdamaian kepada dunia Islam di Universitas Kairo, Mesir.

Ia membangkitkan penggal demi penggal hubungan pahit-manis Amerika dan dunia Islam. Dalam pidato panjang menawan, dia mengingatkan, Islam sejatinya bagian dari Amerika. Namun banyak pertikaian yang telah meretakkan hubungan Amerika dan dunia Islam. ”Upaya terus-menerus untuk mencari kesamaan harus dilakukan,” katanya.

Obama telah menunjuk Dalia Mogahed sebagai penasihat masalah Islam. Perempuan berjilbab pertama di Gedung Putih itu memberikan saran kepada Obama mengenai pendapat, nilai, serta persepsi masyarakat Islam di dunia.

foto: AP Photo/Charles Dharapak

Macan Tamil Takluk

Perjuangan Velupillai Prabhakaran berakhir Juni lalu. Pria yang memimpin gerakan Macan Pembebasan Tamil Eelam (LTTE) sejak 1976 itu tewas terkapar di persembunyiannya setelah gagal menyelamatkan diri dari bombardir pasukan Sri Lanka.

Tewasnya para pemimpin Macan Tamil mengakhiri pertempuran sengit yang dilancarkan pemerintah Sri Lanka ke pusat pertahanan Macan Tamil di wilayah utara negeri itu selama empat bulan belakangan.

Presiden Mahinda Rajapaksa kini menyiapkan langkah membenahi nasib 250 ribu warga Tamil, yang dalam beberapa bulan ini tercerai-berai akibat konflik etnis yang menelan korban jiwa lebih dari 80 ribu orang. Salah satunya merehabilitasi perkampungan warga Tamil yang dipenuhi ranjau.

foto: REUTERS

Panggung Terakhir Jacko

Jutaan penggemar Michael Jackson berduka. Sang Raja Pop, yang sejatinya bakal menyapa mereka dalam konser bertajuk This is It di O2 Arena, London, Inggris, pergi untuk selama-lamanya di usia 50 tahun. Rumah Sakit University of California, Los Angeles, menyatakan pelantun One Day in Your Life itu tutup usia setelah terkena serangan jantung, pada 25 Juni, pukul 14.26 waktu setempat.

Penyebab kematian Jacko tak dipercaya begitu saja. Maklum, rekaman video pada saat dia berlatih beberapa hari sebelum meninggal membuktikan vitalitas Michael Jackson. Hingga upacara penguburannya, kematian sang megabintang itu masih misterius. Penyelidikan terhadap dokter pribadinya yang dicurigai telah memberikan obat penenang dalam dosis tinggi menjelang kematiannya belum kunjung selesai.

Foto: AP Photo/Laura Rauch

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus