Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

Pengen Menang Pemilu? Simak Anjuran dan Larangan JK

Menurut JK, memberi harapan bukan berarti sekedar melempar janji manis. Tapi dengan menunjukkan kinerja.

21 Desember 2018 | 09.38 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Wakil Presiden Jusuf Kalla memberi sambutan dalam acara Silaturahmi Menyambut Tahun Pemilu Partai Golkar di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta, 20 Desember 2018. TEMPO/Ahmad Faiz

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ingin memenangi pemilu? Mantan ketua umum Golkar, Jusuf Kalla (JK) memberikan kiat memenangi pemilu kepada para kader partai itu dalam acara Silaturahmi Menyambut Tahun Pemilu Partai Golkar di The Dharmawangsa Hotel, Jakarta, Kamis, 20 Desember 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JK mengatakan, peserta pemilu harus melakukan beberapa langkah. Yang pertama adalah dengan memberikan harapan kepada masyarakat. Namun, memberi harapan bukan berarti sekedar melempar janji manis. Tapi dengan menunjukkan kinerja partai melalui kader di legislatif maupun eksekutif. "Partai itu dilihat di DPR atau dari menterinya, tokohnya," ujar JK.

Baca: JK Minta Golkar Tak Tiru Cara Demokrat ...

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JK mencontohkan di level eksekutif Golkar memiliki Ketua Umum Airlangga yang duduk sebagai menteri perindustrian dan Agus Gumiwang Kartasasmita sebagai menteri sosial. Dua orang ini harus memberikan contoh yang baik dalam menjalankan tugas dan mendengar kebutuhan rakyat. "Supaya (masyarakat) mengatakan kalau menterinya dari Golkar pasti cepat kita terima itu (kesejahteraan)," kata JK.

JK juga memberikan saran tentang langkah yang seharusnya tidak dilakukan agar tidak malah kalah pemilu. JK mengatakan cara Partai Demokrat saat berkampanye di pemilihan umum 2009 tidak digunakan.

Baca: Wapres JK Berikan Penghargaan Kontributor ...

Saat itu, partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) gencar mengatakan antikorupsi dan menampilkan sejumlah tokoh-tokoh mereka di dalam iklannya. "Tapi kemudian yang ngomong (antikorupsi) itu ada di dalam (jadi terpidana korupsi). Itu menurunkan suara. Jadi bagaimana berbicara itu jangan seperti dialami partai-partai yang lain," kata JK.

Kepada kader Golkar, ia berpesan agar tidak menggunakan slogan 'Golkar Antikorupsi' untuk berkampanye. Alasannya mantan ketua umum dan sekretaris jenderal mereka, Setya Novanto dan Idrus Marham, terlibat kasus korupsi.

Simak: Kritik Pemilu Serentak, JK: Menyulitkan Capres ...

Untuk memenangkan hati rakyat, JK menyarankan Golkar memenuhi harapan mereka dan merumuskannya dengan baik lewat kata-kata yang mudah dipahami. "Tapi ini memang sulit karena kalau bicara 'Golkar Antikorupsi', wah Ketum dan Sekjen ada kendala. Bagaimana caranya membenarkan itu. Jadi harus dicari tema yang lain," kata JK.

 

 

Ahmad Faiz

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus