Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

126 Detektor Akan Dipasang, Pantau Radiasi Nuklir di Indonesia

Detektor radiasi nuklir itu akan dipasang di semua stasiun BMKG di seluruh Indonesia untuk meningkatkan deteksi dan pemantauan.

19 Februari 2020 | 11.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Petugas Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan dekontaminasi terhadap tanah yang terpapar radiasi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 18 Februari 2020. Radiasi radioaktif Caesium-137 yang berada di lahan kosong kawasan Perumahan Batan Indah tersebut bukan dikarenakan oleh kebocoran dari reaktor Nuklir di Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek). TEMPO/M Taufan Rengganis

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) akan memasang 126 detektor radiasi nuklir berupa Radiation Data Monitoring System (RDMS). Detektor itu akan dipasang di semua stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) di seluruh Indonesia untuk meningkatkan deteksi dan pemantauan radiasi nuklir di lingkungan.

"Kami punya rencana untuk memasang 126 RDMS sebuah detektor nuklir di stasiun-stasiun BMKG. Sudah terpasang 15 RDMS di tahun lalu, jadi nanti akan ada 20 sampai 22 dipasang tahun ini," kata Kepala Bapeten Jazi Eko Istiyanto dalam konferensi pers di Kantor Kementerian Riset dan Teknologi, Jakarta, Selasa 18 Februari 2020.

Bapeten juga akan sering menerjunkan inspektur ke lapangan yang membawa detektor radiasi bergerak dengan tas punggung untuk menjangkau daerah-daerah lain di Indonesia. Pengerahan ini dilakukan untuk memantau potensi radiasi di lingkungan demi menjaga keselamatan masyarakat.

"Sehingga tidak hanya daerah Serpong yang diawasi tetapi juga bisa tempat lain untuk menemukan apakah ada di tempat lain atau tidak," ujarnya.

Bapeten juga akan memasang Radiation Portal Monitor (RPM) keluar atau masuknya barang radioaktif ilegal dan berbahaya ke wilayah Tanah Air.

RPM merupakan portal monitor radiasi yang dipasang tetap untuk melakukan pemeriksaan terhadap sumber radiasi gamma dan atau neutron secara otomatis terhadap barang, orang, dan kendaraan yang melewati daerah deteksi.

Saat ini, baru tujuh RPM yang telah terpasang di sejumlah pelabuhan di Indonesia, seperti Pelabuhan Tanjung Priok di Jakarta, Pelabuhan Batu Ampar di Batam, dan Pelabuhan Bitung di Sulawesi Utara. Indonesia saat ini memiliki 172 pelabuhan.

Peningkatan pemantauan radiasi di lingkungan diperlukan untuk menjaga keamanan dan keselamatan masyarakat dari bahaya bahan radioaktif.

Keputusan untuk pemantauan radiasi nuklir ini diambil setelah Bapeten menemukan paparan radiasi bahan radioaktif Cesium 137 di tanah kosong di samping lapangan voli blok J Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Paparan radiasi itu dideteksi oleh sensor bahan radioaktif saat Bapeten melakukan pemantauan radioaktivitas lingkungan di Perumahan Batan Indah. Paparan radiasi itu dideteksi oleh unit pemantau radioaktivitas lingkungan bergerak (mobile RDMS-MONA) yang dimiliki Bapeten sejak 2013 untuk keperluan kesiapsiagaan nuklir.

Pada 30-31 Januari 2020, Bapeten melakukan deteksi radioaktivitas di lingkungan Jabodetabek yang meliputi wilayah Pamulang, Perumahan Dinas Puspiptek, Daerah Muncul dan Kampus ITI, Perumahan Batan Indah, dan Stasiun KA Serpong. Ditemukan ada nilai paparan radiasi nuklir dengan laju paparan terukur signifikan di atas nilai normal di area tanah kosong itu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus