Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

4 Mitos Keliru soal Salad, Bagaimana Faktanya?

Salad sebenarnya makanan sehat. Tapi masih banyak orang yang percaya mitos keliru soal kombinasi berbagai sayuran dan buah ini.

30 Maret 2018 | 19.07 WIB

Ilustrasi salad salmon. Shutterstock
Perbesar
Ilustrasi salad salmon. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Salad adalah jenis makanan yang telah dikonsumsi sejak zaman Romawi kuno dan dipercaya sebagai makanan sehat yang kaya serat. Salad awalnya hanya terdiri dari campuran sayur-sayuran segar dan buah dengan siraman saus tertentu.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seiring perkembangan zaman, salad dapat dikreasikan dengan menambahkan bahan lain, seperti keju, kacang-kacangan, biji-bijian, telur, daging, ikan, sapi, atau unggas. Selain itu, bahan sausnya pun kian beragam.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Di samping fakta-fakta umum tentang salad, tahukah Anda bahwa ada banyak informasi yang salah tentang salad? Berikut mitos dan faktanya.

#Mitos: Salad adalah makanan pelengkap
Komposisi salad yang didominasi sayuran hijau segar dan buah kerap membuat makanan ini dianggap sebagai pelengkap hidangan utama. Padahal, jumlah porsi salad dapat ditingkatkan dan komposisi bahan-bahannya dapat dikreasikan untuk dapat memenuhi kebutuhan kalori tubuh. Porsi salad sebagai hidangan utama sekitar 80-125 gram, dua kali lebih banyak jika dibandingkan dengan porsi untuk makanan pelengkap yang hanya 40-50 gram.

Jumlah kalori pada seporsi salad sebagai makanan utama juga dapat ditingkatkan dengan mengkombinasikan sayur dengan kacang-kacangan, daging asap, atau keju. Jadi, tidak ada salahnya menjadikan salad sebagai menu makanan utama karena kebutuhan kalori dan serat yang tinggi untuk tubuh tetap dapat terpenuhi.

Ilustrasi salad dengan telur. shutterstock.com

#Mitos: Selada adalah sayuran utama untuk salad
Selada sering dianggap sebagai sayuran wajib untuk setiap jenis salad karena teksturnya yang renyah atau warna hijaunya. Faktanya, selain selada ada beberapa alternatif sayuran hijau dengan tekstur renyah dan warna hijau segar lain yang cocok diolah menjadi salad, seperti zuccini atau mentimun jepang, bayam, brokoli, dan kubis. Bayam, brokoli, dan kubis memiliki kandungan vitamin A dan C, asam folat, serta tinggi serat dan rendah kalori sehingga tidak kalah dari selada.

#Mitos: Salad adalah makanan yang sedap dipandang tapi aneh rasanya
Sajian salad dengan warna-warni paduan aneka sayuran dan buah mentah dapat menggugah selera makan. Namun, banyak juga yang beranggapan bahwa salad dengan dominasi bahan mentah tersebut memiliki rasa yang tidak enak, pahit, dan aneh.

Padahal, jika dikombinasikan dengan bahan-bahan seperti kacang-kacangan, buah-buahan yang manis, dan asam seperti jeruk, nanas, mangga, apel, atau anggur, serta paduan dressing yang tepat, paduannya bisa menetralkan rasa sayuran hijau yang mungkin tidak disukai oleh sebagian orang. Tambahan keju atau daging bisa juga membuat rasa salad menjadi lebih baik.

Ilustrasi salad buah. AP/Matthew Mead

#Mitos: Bahan-bahan salad semuanya mentah
Tektstur yang renyah dan segar memang menjadi salah satu ciri khas salad. Namun, bukan berarti semua bahan-bahan salad, terutama sayuran, harus dibuat dalam keadaan mentah. Beberapa sayur untuk salad, seperti bayam, buncis, atau brokoli biasa diolah terlebih dahulu dengan cara dicelupkan dalam air mendidih selama beberapa detik untuk menghilangkan bakteri dan juga mengurangi bau langu pada sayur.

Bahan lain seperti kacang kedelai, kacang kapri, atau jagung juga sebaiknya dimasak terlebih dahulu. Bijian-bijian campuran salad pun biasa dipanggang untuk memberikan tekstur renyah pada sajian tersebut. Beberapa salad ala Indonesia seperti gado-gado, pecel, atau karedok juga merupakan contoh penyajian sayuran hijau seperti salad namun dengan proses perebusan bahan-bahannya.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus