Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Pakar fertilitas dari Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta Muharam Natadisastra, mengingatkan tentang pentingnya edukasi diri soal kesuburan. Berbagai informasi itu bisa menepis stigma dan mitos soal infertilitas atau kondisi ketidaksuburan alias infertilitas yang kerap menjadi tantangan banyak pihak.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Stigma dan mitos seringkali diakibatkan kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kondisi fertilitas," kata Muharam dalam acara diskusi kesehatan tentang infertilitas di Jakarta, Kamis 7 Maret 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut dia, masyarakat yang tinggal di daerah pelosok masih ada yang mempercayai mitos tentang penggunaan obat herbal tertentu untuk mengatasi masalah kesuburan karena belum punya pengetahuan memadai tentang kerja sistem reproduksi.
Oleh karena itu, ia mengatakan, program edukasi menyeluruh dan masif perlu dijalankan untuk mengatasi persepsi yang salah tentang penanganan infertilitas. "Masalah fertilitas bisa terjadi dari beberapa penyebab, bisa dari sperma pria, sel telur, endometrium, dan lain-lain. Herbal belum tentu bisa memperbaiki infertilitas, perlu penelitian lebih lanjut," katanya.
Muharam menyampaikan bahwa infertilitas bisa dialami oleh pria maupun perempuan, dan penanganannya bisa dilakukan setelah pemeriksaan fisik seperti pemeriksaan saluran tuba dan rahim menggunakan Histerosalpingografi atau HSG dan pemeriksaan kondisi sperma.
Agar tidak terpengaruh oleh informasi yang menyesatkan seputar infertilitas, ia mengatakan, sebaiknya mengakses sumber-sumber informasi yang kredibel mengenai hal itu. "Platform seperti situs MauPunyaAnak.id yang diinisiasi PERFITRI dan Merck sangat membantu pasangan dengan menyediakan informasi yang akurat dan terpercaya untuk mendukung perjalanan fertilitas mereka, khususnya melalui program bayi tabung," katanya.
Dia berharap tenaga kesehatan yang bekerja di lapangan juga meningkatkan pengetahuan tentang reproduksi dan menggiatkan penyuluhan kepada masyarakat mengenai masalah itu.
Pilihan Editor: Susah Punya Anak? Ini Jenis Pemeriksaan untuk Gangguan Kesuburan