Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Arsip

9 Penyakit Autoimun Ini Menyerang Anak, Kenali Faktor Risikonya

Ada beberapa faktor yang memicu penyakit autoimun pada anak, dari hormon sampai keturunan

19 Desember 2019 | 16.50 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi pemeriksaan kesehatan anak / dokter anak. Shutterstock

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ada banyak sekali penyakit autoimun, dan beberapa di antaranya umum terjadi pada anak-anak. Penyakit autoimun pada anak terjadi saat sistem kekebalan tubuh mereka justru menyerang jaringan-jaringan tubuh yang sehat, salah mengiranya sebagai zat asing atau antigen. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Umumnya, penyakit autoimun pada anak termasuk dalam 2 kategori yaitu lokal dan sistemik. Penyakit autoimun lokal menyerang organ tubuh seperti liver, tiroid, dan kelenjar adrenal. Sementara penyakit autoimun sistemik bisa menyebar ke beberapa organ tubuh, mulai dari kulit hingga jantung serta ginjal. Selain itu, penyakit autoimun sistemik juga berdampak pada pembuluh darah, persendian, otot, dan sel darah merah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Beberapa penyakit autoimun pada anak yang kerap umum terjadi di antaranya

1. Psoriasis
Jenis penyakit autoimun pada c pertama adalah psoriasis yang disebabkan oleh kesalahan imunitas tubuh menyerang sel kulit yang sehat. Hal ini bisa dipicu oleh infeksi pada kulit, luka, terbakar matahari, dan merokok. Anak-anak bisa menderita psoriasis karena faktor genetik atau dipicu masalah penyakit autoimun lain seperti penyakit Crohn, diabetes tipe 1, dan rheumatoid arthritis. Ciri-ciri anak yang menderita psoriasis adalah merasakan peradangan serta kulit dan persendian yang menebal bersisik. Biasanya, anak juga akan merasakan gatal pada kulitnya.

2. Penyakit Addison
Kelenjar adrenal berperan penting dalam produksi hormon aldosteron, kortisol, dan gonadokortikoid. Ketika kelenjar adrenal seorang anak tidak memproduksi sesuai kebutuhan, maka anak bisa menderita penyakit Addison. Akibatnya, tubuh anak tidak memiliki cukup hormon yang mengatur metabolisme tubuh, sistem kekebalan tubuh, dan juga mengendalikan kadar sodium serta potasium dalam darah. Penyakit ini termasuk salah satu yang langka terjadi.

3. Autoimmune thyroiditis (AT)
Selanjutnya ada penyakit yang umum terjadi pada remaja namun bisa juga menyerang anak-anak, yaitu autoimmune thyroiditis. Kondisi ini menyebabkan anak mengalami kekurangan hormon tiroid dalam tubuh. Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga berperan menyebabkan penyakit ini.

4. Celiac
Penyakit autoimun pada anak selanjutnya berkaitan dengan pencernaan, terutama fungsi usus kecil. Penyakit ini bisa kambuh ketika anak mengonsumsi makanan seperti gandum, barley, atau gandum hitam yang mengandung protein gluten. Penyakit ini diturunkan dan umum menyerang anak perempuan.

5. Juvenile arthritis
Sesuai dengan namanya, kondisi artritis ini kerap menyerang anak-anak di bawah usia 16 tahun. Biasanya, masalah yang dialami berkaitan dengan masalah rematik yang bisa menyerang mata, kulit, otot, dan juga saluran pencernaan anak.

6. Penyakit Kawasaki
Berikutnya ada penyakit autoimun pada anak yang cukup langka, yaitu penyakit Kawasaki. Penyakit ini terjadi ketika otot mengalami peradangan dan bisa mengganggu fungsi pembuluh darah koroner jantung. Biasanya, gejala awal dimulai dengan demam tinggi, ruam pada kulit, pembengkakan kelenjar getah bening di leher, dan berlangsung hingga 5 hari. Anak-anak yang paling rentan terkena penyakit ini adalah yang berusia di bawah 5 tahun.

7. Diabetes tipe 1
Ketika sel-sel pankreas diserang oleh tubuh sendiri, anak bisa menderita penyakit autoimun diabetes tipe 1. Pada kondisi ini pankreas berhenti memproduksi hormon insulin dan terjadilah gangguan pengaturan kadar gula dalam darah. Penyakit ini bisa terjadi saat anak berusia berapapun namun umumnya sebelum mereka menginjak usia 20 tahun.

8. Henoch-Schonlein Purpura (HSP)
Pada anak yang mengalami penyakit autoimun Henoch-Schonlein Purpura (HSP), pembuluh darah mereka mengalami peradangan sehingga tampak seperti ruam di kaki, bokong, juga tangan. Tak hanya itu, penyakit ini juga bisa berdampak pada organ dalam anak. Di Amerika Serikat, penyakit autoimun HSP terjadi pada 20 dari setiap 100.000 anak. Mereka yang rentan menderita penyakit ini adalah yang berusia 2 hingga 11 tahun. Anak laki-laki lebih rentan terkena penyakit HSP ketimbang perempuan. 

9. Juvenile scleroderma
Penyakit autoimun pada anak selanjutnya yang juga umum terjadi adalah juvenile scleroderma. Ciri-cirinya adalah tumbuhnya lapisan kulit tebal karena ada kelebihan produksi kolagen. Pada skleroderma lokal, biasanya yang terdampak hanya kulit. Namun pada skleroderma sistemik, organ dalam seperti ginjal, jantung, dan saluran pencernaan juga bisa terpengaruh. Anak perempuan lebih rentan mengalami juvenile scleroderma ketimbang anak laki-laki. Biasanya, anak mengalami penyakit autoimun ini pada rentang usia 10 hingga 19 tahun.

Penyakit autoimun masih menyimpan misteri karena tidak bisa ditelusuri secara pasti apa penyebabnya. Meski demikian, ada beberapa faktor yang memicu penyakit autoimun pada anak. 

- Keturunan : Orangtua dapat menurunkan masalah autoimun kepada anak mereka. Seorang ibu yang terkena penyakit autoimun saat sedang hamil juga bisa menurunkan antibodi ke janin yang dikandungnya.

- Gen: Menurut National Institutes of Health (NIH) Amerika Serikat, anak yang menderita penyakit autoimun memiliki variasi gen yang cukup unik. Artinya, kondisi gen yang cacat juga bisa memicu terjadinya penyakit autoimun.

- Hormonal: Pakar medis juga meyakini hormon dalam tubuh seorang anak berpengaruh terhadap masalah autoimun. Bisa jadi ini sebab mengapa penyakit autoimun pada anak lebih banyak terjadi pada perempuan ketimbang laki-laki. Selain itu, sistem kekebalan tubuh perempuan juga memiliki respons lebih kuat terhadap infeksi dan vaksinasi. Hal ini rentan menimbulkan penyakit autoimun.

- Faktor lingkungan: Masalah autoimun pada diri seorang anak biasanya “tertidur” sampai ada pemicu eksternal seperti virus, obat, radiasi, makanan, sinar matahari, dan lainnya. Hingga kini penelitian masih terus berlanjut untuk mencari tahu lebih jauh tentang penyakit autoimun pada anak. Setiap anak memiliki kondisi yang berbeda. Artinya, langkah penanganannya juga bisa berbeda.

Beberapa langkah penanganan yang umum dilakukan adalah memberikan suplemen, transfusi darah, terapi fisik, atau pemberian obat. Jika masih belum tahu apa yang diderita anak, konsultasikan kepada dokter yang akan memberi rujukan pada dokter spesialis terkait.

 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus